Minggu, 02 Desember 2012

Santet menurut Sains

Penjelasan yang Telah Ada

Teleportasi

Semenjak Teori Kuantum diterima luas dalam fisika, muncul kesadaran kalau teleportasi adalah sesuatu yang mungkin untuk dilakukan. Tahun 1993, Charles Bennet dari IBM dan rekan ilmuannya mulai merintis usaha untuk menunjukkan teleportasi dapat dilakukan. Teori kuantum memungkinkan fisikawan mengambil satu foton (atau atom) dan mengirim sifat-sifatnya ke foton lain dalam seketika, walaupun foton tersebut ada di sisi lain alam semesta kita. Dan mereka berhasil di akhir tahun 1997. Untuk pertama kali, teleportasi berhasil ditunjukkan.
Pada prinsipnya, hal ini bukanlah mengirim benda aslinya. Tapi mengirim informasi tentang sifat benda tersebut ke pasangannya. Sama seperti di film Star Trek, foton aslinya dihancurkan dan foton pasangannya di tempat lain menunjukkan seluruh sifat-sifat yang sama dengan foton yang sudah dihancurkan tadi.
Seperti yang kita lihat. Teleportasi dalam istilah sains sesungguhnya adalah sebuah proses yang melibatkan teknologi yang sangat canggih, perhitungan matematika yang mendalam dan hanya dapat terjadi pada tingkat kuantum. Seukuran atom. Bayangkan sekarang seorang dukun, dengan peralatan sehari-hari dan pendidikan rendah tapi mampu mengirimkan, bukan foton, bukan atom, tapi jarum, silet, dsb.
Teleportasi yang sesungguhnya bukanlah hal yang mengesankan. Ia tidak dapat dipakai untuk menjelaskan santet. Jadi kemungkinannya hanya ada dua: Ada penjelasan lain atau Santet hanyalah omong kosong saja. Mari kita coba penjelasan lainnya.

Elemen Ether

Penjelasan lebih aneh lagi datang dari klaim adanya elemen ether yang katanya sedang diteliti oleh para fisikawan Jerman. Elemen ether ini akan dijadikan sebagai senjata super paling canggih yang ada. Masalah datang dari definisi elemen ether ini sendiri : anasir non inderawi yang diyakini keberadaannya di alam supranatural. Para fisikawan tidak dapat meneliti sesuatu yang non inderawi apalagi untuk dapat dikelola sebagai senjata. Lebih parah lagi tidak ada yang namanya alam supranatural dalam dunia fisika. Sains meneliti sesuatu yang inderawi, dalam artian dapat dideteksi keberadaannya. Para fisikawan menghabiskan jutaan dollar untuk membangun peralatan super canggih yang mendeteksi keberadaan partikel sub atom, bukannya mengundang para tokoh supernatural untuk mendemonstrasikan kehebatannya. Kenapa? Karena indera manusia terbatas. Karena manusia memiliki kemampuan menipu dirinya sendiri.
Bila dilihat lebih dekat adanya istilah elemen ether ini, tampak kalau keduanya adalah hal yang sama sekali tidak berhubungan. Dalam fisika, elemen ada 118 buah dan terus bertambah. Namanya unsur kimia. Ia dapat diteliti, ia dapat di deteksi. Jadi apakah elemen ether ini mungkin elemen ke-120 atau 154 yang belum lagi ditemukan ilmuan? Masalahnya, semakin tinggi nomer urut elemen, semakin mustahil ia ditemukan di alam. Kenyataannya elemen-elemen terakhir yang ada di tabel susunan berkala unsur-unsur kimia adalah elemen buatan. Mereka di buat di laboratorium super canggih lewat pengeboman atom. Usia mereka sangat singkat dan tidak stabil sama sekali. Mereka radioaktif! Bila anda percaya kalau elemen ether adalah elemen yang ke-120, para fisikawan Amerika dalam perang Dunia kedua cukup menyuruh pesawat mengebom Hiroshima dan Nagasaki dengan sebilah keris dan satu orang dukun.
Istilah ether lebih kacau lagi. Istilah ini dalam fisika terkait dengan zat hipotesis yang diduga mengelilingi bumi dalam orbitnya di Tata Surya. Ether terbukti tidak ada. Dan usaha pembuktian inilah yang membuat teori relativitas khusus Einstein diterima. Ether tidak ada, apalagi elemen ether.
Lebih parah lagi, bila anda lihat beritanya, anda tidak akan temukan para ilmuan tersebut, siapa mereka, dari universitas mana, apa nama konferensinya, dan laporan ilmiahnya. Yang ada adalah nama kota dan tanggal. Ada banyak kejadian di satu kota dalam tanggal tertentu. Itu informasi yang sangat umum. Jangan-jangan bila benar paranormal Indonesia pergi kesana, mereka menghadiri konferensi sosiologi dan antropologi mengenai kenapa orang Indonesia masih percaya yang seperti ini tanpa ada bukti sama sekali.

Energi Negatif

Klaimnya ada disini: Cara Menangkal Santet Dengan Hukum Fisika. Penjelasan ini berusaha membenarkan adanya santet dengan memperkenalkan adanya energi negatif. Energi ini katanya dapat merusak hidup seseorang seperti menyebabkan penyakit, kehancuran rumah tangga dan kematian.
Ini jelas omong kosong. Ada seribu satu cara seseorang bisa terkena penyakit, mengalami kerusakan rumah tangga atau kematian. Penyederhanaan pada satu sumber yaitu energi negatif tentunya terlalu mudah. Seharusnya sejak separuh milenium lalu orang bisa mendeteksi keberadaannya. Tapi tidak toh? Sampai sekarang energi demikian tidak terbukti ada. Bila energi ini ada dan mampu menyebabkan penyakit, bukankah energi ini lebih besar ketimbang energi kecil dalam ranah Kuantum? Ilmuan telah mampu melihat hingga ketingkat atom, kenapa mereka tidak menemukan adanya energi negatif ini? bukankah lebih masuk akal kalau energi ini hanya omong kosong?
Pengklaim mengatakan telah banyak penelitian dilakukan dengan metode yang ilmiah. Tapi mana buktinya? Siapa saja penelitinya, apa judul hasil penelitiannya, mana sumber ilmiahnya? Tidak ada sama sekali.
Diklaim kalau bumi bermuatan negatif, dan dhemit bermuatan negatif, sehingga mereka saling tolak menolak dan karenanya dhemit tidak menyentuh bumi. Tidak ada bukti kalau dhemit atau hantu jenis lainnya ada.
Pengklaim menggunakan istilah-istilah dasar fisika SMP seperti muatan positif negatif seolah ia tahu kalau muatan negatif positif dirumuskan dengan hukum Colomb dsb. Jika memang demikian, maka yang ia maksud muatan positif negatif tidak lain adalah listrik, dan energi negatif yang ia bicarakan adalah energi Listrik. Well, kalau begitu kenapa tidak PLN membangun Pembangkit Listrik Tenaga Santet sehingga para dukun bisa menyantet televisi hingga menyala atau menyantet lampu, setrika dan sebagainya. Sang dukun bisa masuk dalam ruangan pembangkit dan membuang semua generator listrik yang ada dan mahal itu. Kumpulkan para tukang santet saja dengan kabel-kabel listrik dimana-mana untuk menyalurkan energi negatif (muatan negatif) nya ke instalasi listrik rumah tangga. Kenapa tidak? Karena energi negatif yang dimaksud pengklaim hanyalah khayalan.

Materialisasi

Penjelasan lain yang sepenuhnya menentang hukum fisika yang kita ketahui adalah mengenai materialisasi. Menurut pengklaim, dukun santet mampu mengubah materi menjadi energi, mengirimkannya ke target, dan mengubah energi tersebut menjadi materi. Hal ini memang mungkin, tapi satu hal, hukum kesetaraan Massa Energi Einstein melarangnya.
E = Mc2
Perang dunia II telah membuktikannya. Bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima merupakan sebutir materi radioaktif yang diubah menjadi energi. Bila materi dengan massa sebegitu kecil saja bisa menghasilkan energi yang bisa menghancurkan kota besar, apalagi barang-barang yang digunakan dukun santet untuk diubah jadi energi? Kenapa dukun santet tidak hancur bersama seluruh kota tempat tinggalnya saat ia melakukan praktek santetnya?
Andai katakanlah entah bagaimana dukun santet bisa mengubahnya, bagaimana ia mentransfernya? Lewat teleportasi? Dengan peralatan super canggih saja para ilmuan hanya mampu menteleportasi sebutir foton (jauh lebih kecil dari atom) apalagi materi sebesar paku? Oh, saya lupa. Ia sudah di ubah jadi energi. Tapi ini berarti lebih parah lagi. Energi tidak dapat dikirimkan lewat teleportasi. Ia melekat dengan massa. Ingat istilah energi kinetik atau energi potensial gravitasi, semua ada karena adanya massa. Komet yang jatuh dan mengakibatkan dampak jatuhnya meteor, ia membawa energi kinetik. Begitu juga energi potensial gravitasi, energi pegas, energi panas, semua memerlukan massa seperti benda jatuh, pegas atau molekul. Semakin cepat benda bergerak, semakin besar energinya. Tanpa benda, tidak ada energi. Ok.
Tapi anggaplah kali ini sang dukun bisa bagaimana dengan proses materialisasi? Mengubah kembali energi menjadi massa? Well, anda bisa memakai pemercepat partikel seperti di Large Hadron Collider. Disini partikel-partikel ditumbukkan dan sebagian energi yang terlepas dapat menjadi partikel kembali. Apakah sang dukun dari desa yang minim informasi bisa melakukan itu? Saya tidak percaya.
Kawat di perut Noorsyaidah

Manusia Kawat

Lalu bagaimana dengan manusia kawat di Kalimantan Timur tersebut? Dalam berita ditunjukkan kalau ia menumbuhkan kawat di tubuhnya dan sepertinya karena santet.
Mari kita dahulukan hal yang paling mungkin. Bagaimana kalau sang ibu tersebut menusukkan sendiri kawat-kawat itu baik secara sadar atau dalam pengaruh obat bius. Atau orang lain secara diam-diam membiusnya dan menusukkan kawat-kawat tersebut seolah membuat tindik atau tatoo?
Bila anda analisa video dari Liputan6 yang menampilkan cetakan CY scan perut (abdominal) dan citra sinar X perut, tampak mereka menggunakan IV contast dalam CT scan sehingga ginjalnya dapat terlihat dengan jelas. Apa yang tidak terlihat bila kita kurang teliti adalah intrusi kedalam rongga perut oleh kawat tersebut. Ia hanya muncul di permukaan perut. Dalam citra sinar X perut anda bisa melihat beberapa potongan logam melengkung yang menumpuk di daerah perut. Coba anda pikir, dimana daerah tubuh anda yang paling mudah dijangkau dan kulitnya cukup luas?
Yap, kulit perut itu keras dan menusukkan kawat tajam menembusnya memerlukan tambahan satu tangan untuk memegang lipatan kulit dan tangan lain menusukkannya. Berdasarkan bukti video Liputan6, tampak lebih masuk akal kalau sang ibu sengaja menusuk perutnya sendiri dengan kawat.
Tapi beberapa dokter telah memeriksanya. Bagaimana mungkin ini tipuan. Orang pintar sekalipun bisa ditipu asal ada yang mau menipunya dan orang yang menipunya cukup lihai.
Okelah, anggap saja berita tersebut benar. Bila sang wanita tidak membohongi wartawan dengan menusukkan sendiri kawat tersebut di tubuhnya, maka yang kita miliki adalah sebuah kasus penyakit, bukannya sebuah kasus santet. Ada beberapa kemungkinan kombinasi penyakit yang bisa mungkin terjadi.

Penyakit morgellon

Penyakit morgellon adalah penyakit jaringan yang ditandai dengan kemunculan serat-serat dari tubuh. Penyakit morgellon di cirikan oleh kemunculan serabut atau filamen aneh yang tumbuh pada atau dibawah kulit. Penyakit ini sudah dilaporkan sejak abad ke-17 oleh dokter Thomas Browne. Sejak itu tidak ada lagi kasus dilaporkan, hingga tahun 2002 dimana seorang anak dengan gangguan kulit dilaporkan menderitanya.
Serabut yang muncul dari kulit penderita penyakit Morgellons
Penyakit ini sebenarnya masih berupa kontroversi, terutama pada penyebabnya, apakah kejiwaan ataukah masalah biologis. New Scientist bahkan menjadikannya salah satu dari 13 misteri sains modern.
Bacaan lanjut tentang Penyakit Morgellon
Morgellons Disease: The Itch that Won’t be Scratched New Scientist, 15 September 2007, p 46).
Lembaga Riset Penelitian Morgellons. www.morgellons.org
Wikipedia. 2010. Morgellons disease
Indonesia bukanlah negara maju yang sanitasinya terjaga, kode kesehatan terpelihara dan sterilitas dari penyakit-penyakit. Indonesia negara yang tidak sebersih negara maju. Jadi wajar kalau berbagai penyakit aneh mudah ditemukan di negara kita.

Delusional Parasitosis

Ini sebuah penyakit kejiwaan. Penderita merasa kalau dirinya dijangkiti parasit yang memakan dirinya. Karena ia berusaha menghilangkan penyakit tersebut. Parasit itu sendiri tidak ada atau pernah ada tapi sudah lenyap. Namun karena kepercayaan mistik seperti percaya kalau dirinya di santet, bisa saja sang ibu menusukkan kawat tersebut agar sang kuman di dalam perutnya mati.

Penyakit Genetik jenis Baru

Bila memang benar seluruh beritanya, tampaknya logam dari aliran darah sang ibu tersarikan dan memadat kemudian membentuk rantai yang diperkuat oleh pertumbuhan rambut yang tebal di perut. Penguatan ini dapat berasal dari penyakit morgellon. Seharusnya hal ini dapat dibuktikan lewat analisa komposisi kawat. Selain itu, kawatnya pasti mirip rambut dimana terdapat akar di bagian bawah kulit seperti akar rambut biasa. Penyebab utamanya mungkin terletak pada DNA sang ibu.
Bila tidak ada komponen rambut, maka bisa jadi plasma sel yang mengering dan memperkuat rantai logam. Penguatan lebih lanjut bisa disebabkan oleh terpaparnya ibu dengan listrik atau benda bermuatan listrik.
Dengan kata lain, biokimia tubuh sang ibu yang berakar dari gen atau radiasi dapat menyebabkan fenomena tumbuhnya kawat di tubuh sang ibu. Tidak perlulah melibatkan santet yang melanggar hukum fisika dasar yang sudah kita belajar sejak SMP.
Pencarian kata Santet di Google

Kasus lain

Apakah mungkin orang memasukkan kawat ke tubuhnya atau orang memiliki paku, kawat, silet dan sebagainya di dalam tubuhnya. Bisa saja. Ada beberapa kasus yang bisa mengubah sudut pandang anda tentang santet.

Rambut

Tahun 2007, seorang wanita di Rumah Sakit Universitas Rush melaporkan perutnya sakit dan memuntahkan 20 kilogram rambut dari perutnya. Bayangkan, 20 kilogram rambut. Sang wanita menderita trichophagia yaitu penyakit kejiwaan senang memakan rambut sendiri. Anda mungkin sering menggigit kuku anda sendiri dan tanpa sadar kuku tersebut tertelan. Begitu juga penderita trichophagia. Rambut ini menumpuk di lambung. Lebih parah lagi, ia dapat turun ke usus. Istilahnya sindrom Rapunzel.

Cacing Otak

Rosemary Alvarez khawatir terkena tumor otak karena merasa sering pusing dan kaku. Rumah Sakit Arizona memeriksa otaknya, bukannya tumor yang mereka temukan, tapi cacing. Seekor cacing pita melilit otaknya. Biasanya cacing pita memilih tinggal di perut, tapi dalam kasus Alvarez sang cacing malah tinggal di otak. Cara yang paling mudah agar cacing pita bisa masuk ke otak manusia adalah dengan memakan kotoran manusia (yang ada di toilet itu) yang mengandung telur cacing pita. Diagnosa lebih lanjut mengungkapkan kalau Alvarez tampaknya mengkonsumsi makanan yang tercemar telur cacing, mungkin daging yang bercampur kotoran atau dipegang orang yang sebelumnya memegang kotoran lalu dimasak namun tidak matang.

Peralatan Bedah

Sebuah studi di Inggris membeberkan kalau dalam satu tahun ada total 722 benda yang tertinggal di dalam tubuh manusia akibat pembedahan yang tidak hati-hati. Mengingat pembedahan bukanlah hal yang mudah, lama dan membutuhkan konsentrasi tinggi, tidak heran begitu pembedahan selesai para dokter bedah bisa melupakan kalau ternyata alat bedah mereka tertinggal di dalam tubuh pasiennya.

Janin

Punya janin dalam perut. Well. Ini sangat wajar toh. Tapi bagaimana dengan janin di tubuh laki-laki? Ada 90 kasus demikian dalam sejarah medis. Istilahnya fetus in fetu. Istilah ini secara harfiah adalah janin di dalam janin. Artinya, orang yang memiliki kembaran dirinya, di dalam tubuhnya sendiri. Saat ibunya mengandung, selain dirinya terlahir, proses pembelahan sel entah bagaimana juga tereplikasi di dalam tubuh janinnya juga, tidak peduli janin tersebut laki-laki atau perempuan.

Garpu

Dokter Momen Wahidi menemukan kasus mengejutkan dimana seorang bernama John Manley memiliki garpu di dalam paru-parunya. Kasusnya terjadi saat ia makan terlalu cepat sehingga garpu kecil terdorong ke hidungnya dan tersedot langsung ke paru-paru. Ia tidak sadar tentang hal ini sampai akhirnya merasakan sakit radang paru-paru dan memeriksakan diri ke dokter Wahidi. Karena tubuh kita tidak dirancang dengan cerdas, maka lubang hidung dekat posisinya dengan mulut. Saat anda makan, hembusan napas anda dapat masuk ke piring, dan tentu sebaliknya juga bisa terjadi, apa yang ada di piring, bila cukup kecil dan ringan, dapat tersedot oleh tarikan napas anda. Apalagi bila anda buru-buru dan meletakkan piring terlalu dekat ke mulut. Anda bahkan tidak sadar seperti yang ditemukan pada kasus Manley.

30 batang Magnet

Anda tahu kenapa barang-barang tertentu diberi peringatan untuk dijauhkan dari anak-anak? Karena mereka bisa memakannya. Sungguh, barang ini bisa menumpuk di perut hingga dewasa dan begitu di operasi, hei ia kena santet! Padahal itu barang yang ia makan waktu ia masih anak-anak. Kasus ekstrimnya adalah ditemukannya 30 batang magnet dalam perut seorang anak berusia delapan tahun.

78 Sendok dan Garpu

Margaret Daalman, 52 tahun, dari Belanda ditemukan memiliki 78 sendok dan garpu di dalam perutnya. Kenapa ada di sana. Well, ternyata sang Ibu menderita sebuah kelainan mental yang disebut Pica. Pica adalah sebenarnya sama dengan anak-anak tadi, hanya saja ia tidak berhenti hingga dewasa. Umumnya anak beberapa tahun sudah tahu mana yang boleh dimakan mana yang tidak boleh dimakan. Tapi bila anak penderita pica, ia tetap tidak dapat membedakannya hingga ia dewasa.
Melihat kasus-kasus di atas, bukankah lebih masuk akal kalau orang yang dikatakan di santet sesungguhnya memakan sendiri apa yang ada di dalam perutnya? Jika anda lebih merasa ini masuk akal, kita tidak perlu mengubah hukum fisika yang sudah ratusan tahun terbukti memberi kita komputer, listrik, televisi dan produk sains lainnya yang anda nikmati.

Ilmu Santet

Adanya banyak usaha pemberian penjelasan ilmiah pada santet tampaknya memakai fakta ilmiah palsu. Artinya sesuatu yang diduga sains padahal bukan. Ambil contoh energi negatif, materialisasi, teleportasi dan sebagainya. Mereka hanya mencomot istilah ilmiah yang terdefinisi dengan baik tanpa pemahaman yang memadai lalu menduga seolah hal tersebut adalah bukti kalau santet benar adanya.
Ini di istilahkan oleh Robert Park sebagai sains voodoo. Ada tujuh ciri dari sains voodoo (atau sains santet jika anda ingin istilah dalam negeri):
1. Sebuah penemuan bukannya dikirimkan ke jurnal ilmiah untuk ditinjau para pakar tapi justru ke media massa
2. Mengklaim kalau ada pihak-pihak yang berusaha menutup-nutupinya
3. Efek yang ditunjukkan selalu ada pada batas deteksi inderawi, misalnya klaim kalau elemen ether tidak terdeteksi indera
4. Bukti yang diberikan bersifat kesaksian
5. Bukti yang diberikan berdasarkan keyakinan masa lalu
6. Penemuan dilakukan dalam isolasi (pintar sendirian)
7. Hukum alam baru diajukan untuk menjelaskan pengamatan yang luar biasa

Kenapa Orang Tetap Saja Percaya?

Para peneliti dari Universitas Negeri Kansas memberikan jawabannya. Setelah melakukan dua studi mereka menyimpulkan kalau orang percaya takhayul karena tiga hal:
1. Karena takhayul berguna untuk menjelaskan ketidakpastian
2. Mengurangi rasa tidak berdaya
3. Lebih mudah percaya takhayul daripada belajar
Inilah mengapa orang percaya santet. Mereka tidak tahu dengan jelas apa penyebab penyakitnya, ia bisa merasa tenang dengan minta bantuan dukun mengobati/menyakiti penderita dan ia tidak perlu memikirkan berbagai cara lain untuk mengobati/menyakiti penderita.
Para ilmuan menyarankan cara menghindari perilaku percaya takhayul:
1. Jangan percaya nasib buruk dan kendalikan situasi. Kadang kita memakai nasib buruk untuk menyerah, bukannya berfokus pada apa yang bisa kita lakukan untuk menghindari situasi dari awalnya.
2. Tegas dan proaktif. Orang yang tidak tegas cenderung lebih mudah percaya takhayul.
3. Jangan berada pada situasi yang membuat anda bertopang pada nasib buruk semata. Pandangan adanya Nasib buruk terjadi karena adanya sesuatu yang buruk. Karena itu berusahalah berada pada kondisi yang baik.
Penjelasan lain datang dari kritikus budaya, Erik Davis. Erik Davis mengatakan kalau teknologi tidak dapat menghilangkan takhayul. Takhayul akan berevolusi mengambil bentuk baru. Salah satu penyebabnya adalah efek propaganda, dimana perkembangan teknologi dipandang sebagai bukti kalau peradaban modern adalah propaganda untuk menghilangkan takhayul yang terbukti benar. Akibatnya orang tetap percaya takhayul.
Sementara itu para dukun memanfaatkan dengan baik teknologi untuk menyebarkan takhayul. Ambil contoh Ki Joko Bodo yang mendapatkan 140 juta rupiah hanya dalam dua minggu setelah ia meluncurkan layanan smsnya. Lebih parah lagi adalah peran media yang membesar-besarkan takhayul. Ambil contoh kasus sms santet belum lama ini. Media dengan gampangnya menggoda masyarakat seolah terdapat hubungan nyata antara nasib buruk dengan sms santet tersebut.

Kesimpulan

Santet hanyalah takhayul. Tidak ada bukti ilmiah dan semua bukti yang dikatakan mendukung adanya santet dapat dijelaskan secara ilmiah tanpa perlu melibatkan santet di dalamnya. Percaya adanya santet hanyalah cerminan kalau kita bodoh, tidak berdaya dan malas belajar.

Referensi

2. Robert Todd Carrol. 2003. Skeptic Dictionary. Pseudoscience
3. Robert Todd Carrol. 2003. Skeptic Dictionary. Pathological Science.
5. University of Queensland (2007, August 27). Quantum Light Beams Good For Fast Technology. ScienceDaily. Retrieved September 25, 2010, from http://www.sciencedaily.com­ /releases/2007/08/070824102057.htm
6. Wikipedia. 2010. Santet
7. Ary Hermawan, The Jakarta Post, Jakarta 08/09/2008. Superstition goes digital: Witchcraft via SMS?
8. American Institute Of Physics (1997, December 15). Austrian Scientists Experimentally Demonstrate “Quantum Teleportation”. ScienceDaily. Retrieved September 26, 2010, from http://www.sciencedaily.com­ /releases/1997/12/971215062803.htm
11. Fluke, S., Webster, R. J., & Saucier, D. A. (2010). Re-examining the form and function of superstition. Journal of Individual Differences.
15. University of York (2006, February 16). Captain Kirk’s Clone And The Eavesdropper. ScienceDaily. Retrieved September 26, 2010, from http://www.sciencedaily.com­ /releases/2006/02/060216192107.htm
16. Davis, Erik (1998), Technognosis: Myth, Magic, and Mysticism in the Age of Information, New York: Three Rivers
18. Park, Robert L. 2000. Voodoo Science: The Road from Foolishness to Fraud Oxford U. Press.

Penulis The X
Sains adalah sebuah pengetahuan universal, ilmu pengetahuan tidaklah sama dengan pengetahuan dongeng. Kadang, fakta lebih menyakitkan daripada doktrin / pandangan turun temurun.

Proses Terjadinya TENAGA DALAM

Pada dasarnya setiap orang memiliki apa yang disebut dengan tenaga dalam, hanya saja mereka tidak mengetahui bagaiman cara membangkitkan atau mengembangkannya. Tenaga dalam itu sudah ada sejak manusia dilahirkan. Tetapi tenaga itu masih pasif dan sewaktu-waktu akan bangkit bila orang tersebut dalam keadaan panik, tidur berjalan, terhipnotis atau ketakutan yang luar biasa.
Manusia memiliki unsur kimia tubuh (Body Chemistry) yang bernama ATP (Adenosin Tri Phosphate). ATP ini dapat berubah menjadi energi melalui proses metabolisme tubuh. Secara sederhana dapat ditulis sbb :
O2 + ATP + Glikogen Energi
ATP berfungsi sebagai energi cadangan. Misalnya, setelah kita berolahraga dan kecapaian kemudian bila diistirahatkan sejenak maka tubuh kita akan pulih kembali. Energi yang dihasilkan oleh ATP dalam keadaan sehari-hari berupa panas tubuh, membantu lancarnya penyaluran adrenalin, menghidupkan kimia tubuh untuk membentuk kekebalan tubuh (zat antibodi), menghidupkan aktifitas pencernaan dan menghidupkan semua aktifitas organ dalam tubuh manusia. Berdasarkan penelitian, manusia dalam kehidupan sehari-hari hanya menggunakan sekitar 2,5% dari seluruh fasilitas energi tubuhnya. Sedangkan yang 97,5% lainnya tersembunyi sebagai cadangan di ulu hati.
Permasalahannya adalah bagaiman cara mengoptimalkan dan membangkitkan energi yang tersimpan itu agar dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Manusia jika mampu meningkatkan kekuatannya sebesar 0,1-0,3% (sehingga menjadi 2,6-2,8%) dapat membunuh seekor kuda dalam sekali pukul atau dapat mematahkan lima batang kikir baja yang ditumpuk, memecahkan batu kali pun bukan halangan bagi yang memiliki tenaga dalam.
Tenaga dalam atau energi cadangan adalah suatu energi yang berpusat pada syaraf-syaraf di sekitar ulu hati dan setelah dibangkitkan akan berkumpul pada salah satu bagian tubuh yang disebut dengan solar plexus atau kundalini. Menurut berbagai sumber,kundalini merupakan bagian dari tubuh manusia yang berbentuk 31⁄2 lingkaran, terdapat diantara tulang ekor dan kemaluan di bawah pusar. Bentuknya seperti ular yang sedang bergulung atau melingkar. Jadi dalam hal ini perlu dijelaskan bahwa sumber tenaga dalam adalah ulu hati, bukan solar plexus seperti anggapan orang selama ini. Padahal solar plexus adalah tempat berkumpulnya energi cadangan tersebut setelah dibangkitkan.
Solar Plexus/Chakra
Satu-satunya jalan ialah dengan cara mengubah pernafasan biasa menjadi pernafasan spesial, yaitu dengan mengoptimalkan oksigen yang masuk jangan sampai terbuang percuma sedangkan untuk bagian lain harus seimbang. Untuk membangkitkan energi cadangan secara cepat, oksigen harus diputarkan secara cepat pula ke seluruh tubuh dan membuang gas beracun CO2 secara cepat. Karena itu, saat membuang nafas badan harus dikejangkan. Dengan pengejangan tubuh, oksigen akan berputar membentuk pusaran energi yang menyerap seluruh energi di tubuh yang tersebar dan tersembunyi. Sedangkan pembuangan gas beracun dilakukan dengan cara membuang nafas melalui mulut. Bila kedua hal tersebut dilakukan maka oksigen yang berputar di dalam tubuh kita adalah oksigen bersih tanpa CO2. Ini salah satu rahasia juga, mengapa orang-orang yang mempelajari tenaga dalam secara benar selalu sehat dan jarang sakit.
Fungsi dari tenaga dalam;
1. Tenaga fisik menjadi jauh lebih kuat
2. Untuk mempertajam panca indera.
3. Untuk membangkitkan indera keenam.
4. Untuk menghancurkan benda-benda keras.
5. Untuk meringankan tubuh.
6. Untuk memperkuat memori otak.
7. Untuk meningkatkan kesehatan dan daya tahan tubuh terhadap serangan fisik dan serangan penyakit.
8. Untuk memperkuat benda lemas.
9. Untuk Telekinetik/menggerakkan benda dari jarak jauh


Jumat, 30 November 2012

Penjelasan Kesurupan Secara Ilmiah



Individu dan Kelompok sekuler, skeptik dan liberal yang tidak percaya adanya setan dan jin percaya kalau kesurupan hanyalah masalah mental dan fisik.

Sedikit yang mencoba mendalami lebih jauh masalah ini. Tapi apakah hal ini memiliki basis di kenyataan?
Kesurupan bagi mereka disebabkan oleh:
1.      Gangguan otak, seperti sindrom Gilles de la Tourette, epilepsi, gangguan identitas disosiatif atau
2.      Penyakit mental, seperti schizophrenia, psikosis, histeria, mania, atau
3.      Orang yang otaknya kurang lebih sehat tapi sayangnya tersedot dalam permainan peran sosial dengan konsekuensi yang sangat tidak nyaman, seperti remaja yang hanya dapat mengatakan hal-hal tabu jika ia kesurupan
Ada satu jenis kesurupan yang tidak terlalu akrab kita dengar, yaitu kesurupan teritualisasi. Gangguan otak dan penyakit mental mungkin dapat menjelaskan kenapa seseorang bisa kesurupan tiba-tiba, tapi bagaimana dengan orang yang ingin kesurupan, melakukannya lewat ritual, dan akhirnya benar-benar kesurupan?

Kesurupan yang disengaja

Profesor Michelle Crepeau mengajukan hipotesis adanya CPG atau Central Pattern Generator di otak manusia. CPG adalah bagian yang bertanggung jawab atas I-function, atau ke-saya-an. Saat kemasukan, CPG menjadi padam. Tindakan ritual yang dilakukan, misalnya oleh dukun, untuk menjadi kesurupan sesungguhnya adalah sebuah mekanisme untuk memadamkan CPG di dalam otaknya.
Solusinya adalah eksperimen, bukan semata pengamatan. Melakukan eksperimen bukanlah hal yang mudah karena konteks dari ritual kesurupan yang religius.
Seorang pakar psikologi dan ilmu syaraf dari Jepang, Manabu Honda, telah melakukannya bersama rekan-rekan penelitinya tahun 2000. Beliau melakukan eksperimen dalam upacara adat di Bali yang disebut Kerauhan. Banyak orang sehat disini mengalami kerasukan. Ia sudah pernah di dokumentasikan lewat film oleh Margaret Mead dan Gregory Bateson, namun keberadaannya belum terbukti secara ilmiah. Honda dan teman-temannya mencoba mendekati masyarakat Bali untuk melakukan eksperimen ini.
Bagaimana mungkin orang Jepang bisa mendapat kepercayaan masyarakat Bali untuk mengukur gelombang otak mereka saat mereka kerasukan? Bukankah ini ritual adat yang suci? Mengesankannya, Honda dan rekan-rekannya membangun kepercayaan ini selama lebih dari sepuluh tahun! Akhirnya masyarakat mempercayai mereka untuk mengakses para subjek yang ikut serta dalam upacara adat ini.
Honda dan kawan-kawannya menggunakan sistem telemetri Elektro Encephalogram  (EEG) multi channel portabel untuk mengukur gelombang otak dari 24 orang-orang yang kesurupan saat upacara adat ini. Mereka berhasil untuk pertama kalinya menunjukkan kalau fungsi otak ternyata berubah menjadi tidak biasa saat seseorang kerasukan. Kekuatan pita gelombang otak theta dan alpha dari orang yang kesurupan ternyata meningkat secara signifikan. Gelombang ini tetap tinggi selama beberapa menit setelah mereka sadar dari kesurupan.
Bukan hanya itu, mereka yang kesurupan memiliki tingkat konsentrasi beta-endorphin, dopamine dan noradrenalin yang tinggi. Ketiga zat ini merupakan narkotika endogen, artinya narkotika yang dibuat oleh otak sendiri.
Honda dan kawan-kawannya menyimpulkan kalau kondisi ini diaktifkan oleh suara alunan gamelan Bali yang mengandung beberapa sinyal yang tak terdengar tapi dapat memacu kerja syaraf.
Penelitian Honda dan rekan-rekannya menunjukkan kalau setidaknya, kesurupan tipe ritual merupakan semacam hiburan seperti halnya dansa atau musik dimana orang terlarut di dalamnya. Sayangnya, eksistensi dari ke-saya-an yang diajukan Crepeu masih kabur.
Fenomena kesurupan tampak sebagai sifat kebudayaan manusia yang universal dan ditemukan di setiap benua dan setiap waktu. Sebagai contoh, Bourguignon (1973, 1976) melakukan survey pada 488 kelompok masyarakat, dan menemukan kalau 90% nya memiliki bentuk pola budaya yang memuat kondisikesadaran berubah. Keyakinan pada kesurupan sebagai masuknya jiwa lain ke dalam tubuh ditemukan dalam 74% sampel dan ritual kesurupan ditemukan dalam 52% sampel.

Kesurupan yang tidak disengaja

Lebih sulit lagi untuk melakukan eksperimen untuk kerasukan yang tidak ritualistik, seperti kesurupan massal mendadak yang sering terjadi di SMP kita. Ia tidak terduga kapan datangnya. Kesulitan ini membutuhkan kerjasama antara antropolog dan ahli syaraf yang sayangnya masih sulit dilakukan. Di satu sisi, para antropolog umumnya hidup di daerah terpencil yang minim teknologi. Di sisi lain, para ahli syaraf umumnya hidup di daerah modern yang kaya teknologi modern. Langkah ini baru saja dicoba untuk di jajaki pada awal abad ke-21.
Jika neurologi dan antropologi kesulitan, bagaimana dengan psikologi? Dua orang psikolog dari Singapura, Beng-Yeong Ng dan Yiong-Huak Chan baru saja berhasil menentukan faktor-faktor psikosial yang menyebabkan seseorang dapat mengalami kesurupan. Mereka melakukan wawancara mendalam terhadap 58 orang pasien yang pernah mengalami kesurupan dan membandingkannya dengan 58 pasien yang mengalami depresi berat. Mereka menemukan kalau orang yang sering mengalami kesurupan adalah orang yang memiliki masalah dalam isu agama dan budaya; terpaparkan pada kondisi trans (kesurupan disengaja) dan memiliki peran sosial sebagai seorang rohaniawan atau pendamping seorang rohaniawan.
Penelitian oleh Albert C Gaw dan kawan-kawan di China membenarkan kondisi ini. Mereka menambahkan data mengenai apa yang terjadi saat seseorang kesurupan. Berdasarkan wawancara terhadap 20 orang yang pernah kesurupan mereka memperoleh data sebagai berikut : 19 kehilangan kendali atas tindakan, 18 mengalami perubahan perilaku atau bertindak berbeda, 12 kehilangan kesadaran atas sekelilingnya, 11 kehilangan identitas pribadi, 10 kehilangan kemampuan membedakan antara kenyataan dan fantasi, 10 mengalami perubahan nada suara, 9 mengalami perhatian yang tidak fokus, 9 mengalami kesalahan dalam menilai, 8 mengalami kesulitan berkonsentrasi, 7 kehilangan kemampuan menilai waktu, 7 kehilangan ingatan, 6 kehilangan kemampuan merasa sakit dan 4 percaya kalau dirinya berubah ujud.
Dilihat dari agen yang merasuki, sembilan dirasuki oleh orang yang telah meninggal, lima oleh dewa/mahluk ghaib yang baik, empat oleh roh hewan, dan 2 oleh setan. Satu tidak tahu siapa yang merasukinya. Lima melaporkan dimasuki oleh lebih dari satu agen. Satu percaya kalau ia dirasuki oleh beberapa orang yang telah meninggal, yang lain percaya kalau ia dirasuki oleh lebih dari satu mahluk halus seperti dewa baik dan setan yang memasuki dirinya serentak. Gaw et al bahkan menambahkan bukti dari luar sampelnya kalau di China, seseorang bahkan bisa kesurupan benda mati, seperti batu dan kayu.
Peneliti Indonesia, Luh Ketut Suryani, dan seorang peneliti barat, Gordon D Jensen menyimpulkan kalau fenomena kesurupan memiliki analog paling sesuai dengan fenomena MPD (Multiple Personality Disorder).  Perbedaannya, kesurupan sangat erat kaitannya dengan kebudayaan. Hal ini bisa dibilang berlaku pula pada MPD, karena fenomena MPD terjadi di satu kebudayaan saja, yaitu kebudayaan barat. Dengan kata lain, MPD adalah salah satu contoh fenomena yang melatarbelakangi kesurupan pula.
Gaw et al menggabungkannya dalam satu istilah: penyakit atribusi. Penyakit atribusi ini termasuklah susto di Amerika Latin dimana seseorang merasa dirinya sangat ketakutan, hwa-byung dari Korea dimana seseorang merasa dirinya sangat marah, dan kesurupan dimana seseorang merasa dirinya dimasuki mahluk asing.
Gregory P Garvey menyarankan kalau kesurupan sebenarnya sama saja dengan latah. Kami telah membahas tentang latah sebelumnya. Dan latah terjadi tergantung kebudayaan. Satu hal yang sama antara latah dan kesurupan, keduanya lebih sering terjadi pada wanita dari latar belakang pendidikan yang rendah.
Dan kembali, ia menjadi sebuah masalah psikologis yang masih belum dipahami dengan jelas, kecuali dengan pemberian istilah baru agar terlihat ilmiah. Gangguan disosiatif istilahnya.
Walau begitu, basis ilmiah dari dugaan tersebut memiliki dasar yang kuat,. Setidaknya ada tujuh jenis gangguan syaraf yang dapat diasosiasikan dengan kesurupan yang tidak disengaja. Gangguan Syaraf ini antara lain :
1. Sindrom Gilles de la Tourette = Sebuah penyakit kerusakan otak yang dicirikan dengan keluarnya kata-kata tabu secara tidak terkendali dan begitu mudahnya orang tersebut mengulangi kata-kata orang lain (latah) serta gerakan yang tak terkendali. (Bacaan lanjut : Netsains)
2. Epilepsi = Sebuah penyakit yang disebabkan pelepasan listrik berlebihan di otak dan dicirikan kejang mendadak (sawan).
3. Gangguan Identitas Disosiatif = Disebut juga Kepribadian Ganda (MPD). Kemungkinan disebabkan oleh perubahan arah aliran darah di otak atau volume hippocampus dan amygdala yang kecil di otak. Dicirikan perubahan kepribadian seseorang menjadi orang dengan identitas berbeda.
4. Schizophrenia = Perbedaan kimiawi otak yang berakibat pada pecahnya hubungan  antara kemampuan kognitif dengan emosional. Akibatnya penderita tidak memiliki basis logika untuk tindakannya. Walaupun emosinya tidak dapat diprediksi, seorang schizo dapat sangat cerdas karena kemampuan kognitifnya tidak dipengaruhi oleh emosi.
5. Psikosis = Kerusakan otak / penyalahgunaan narkotika yang berakibat pada pecahnya hubungan antara dunia nyata dan imajinasi. Merupakan gejala paling umum ditemukan di masyarakat. Seseorang dapat merasa dirinya di dunia nyata padahal sedang berkhayal, begitu juga sebalinya.
6. Histeria = Reaksi emosional negatif atau ketakutan berlebih yang semakin menjadi-jadi, baik secara individu maupun massal. Hal ini disebabkan kesamaan pengalaman terutama trauma yang terjadi pada kelompok (jika massal) atau munculnya pemicu ingatan terhadap trauma di masa lalu. Paling banyak terjadi pada perempuan.
7. Mania = Reaksi emosional positif atau kegembiraan berlebih yang semakin menjadi-jadi. Tidak diketahui apakah dapat bersifat massal atau tidak. Pemicu utama mania adalah insomnia atau kesulitan tidur.
Kesurupan yang tidak disengaja tampaknya dapat dijelaskan berdasarkan salah satu dari tujuh gejala syaraf di atas atau kombinasi di antaranya. Bila kita telah mampu menyelidiki penyebab neurologis atau genetik seseorang yang mengalami kesurupan, terutama saat kesurupan tersebut terjadi, maka kita dapat memberikan urutan ke-8 atau semata meletakkan kesurupan dalam salah satu dari tujuh gangguan di atas.

Kesimpulan

Kita telah banyak belajar mengenai faktor-faktor gender, pendidikan, dan psikososial yang mempengaruhi kesurupan, perasaan yang timbul saat kesurupan, zat kimia dan pola gelombang otak yang muncul saat kesurupan dan metode untuk menyebabkan seseorang kesurupan (walaupun hanya berupa ritual spesifik budaya, bukannya metode ilmiah universal). Walau begitu, kita masih belum punya teori yang menjelaskan bagaimana proses neurologis yang membuat kesurupan dapat terjadi. Termasuk kategori apakah ia dalam klasifikasi penyakit kejiwaan dan mungkinkah kita mampu mensimulasikannya di laboratorium (seperti pada fenomena keluar dari tubuh). Tentang pertanyaan apakah orang yang kesurupan memang dirasuki mahluk halus, kita tidak ada bukti yang membutuhkan penjelasan yang melibatkan mahluk halus. Bukti-bukti ilmiah dari psikologi, ilmu syaraf, antropologi dan kedokteran masih  mampu untuk menjelaskan kesurupan sebagai fenomena alamiah manusia. Ataukah frase ‘sudah mampu’ lebih pantas dipakai daripada ‘masih mampu’? Itu kembali dari posisi awal kita di awal artikel ini. Jika anda sekuler, skeptik atau liberal, frase ‘sudah mampu’ tampaknya lebih cocok dipakai.
Referensi
3. Iga Dwi Sanjaya Putra. 2010. ‘Kerauhan’, Sugesti dalam Balutan Religi
4.    Kawai N, Honda M, Nakamura S, Samatra P, Sukardika K, Nakatani Y, Shimojo N, Oohashi T (2001)Catecholamines and opioid peptides increase in plasma in humans during possession trances.Neuroreport 12:3419-3423.
5.    Oohashi T, Kawai N, Honda M, Nakamura S, Morimoto M, Nishina E, Maekawa T (2002)Electroencephalographic measurement of possession trance in the field. Clin Neurophysiol 113:435-445.
6.    Oohashi T, Nishina E, Honda M, Yonekura Y, Fuwamoto Y, Kawai N, Maekawa T, Nakamura S, Fukuyama H, Shibasaki H (2000) Inaudible highfrequency sounds affect brain activity: hypersonic effect. J Neurophysiol 83:3548-3558.
7. Stefano Ferracuti; Roberto Sacco. 1996. Dissociative Trance Disorder: Clinical and Rorschach Findings in Ten Persons Reporting Demon Possession and Treated by Exorcism. Journal of Personality Assessment, Volume 66, Issue 3 June 1996 , pages 525 – 539
8.    Bourguignon, E. (Ed.). (1973). Religion, altered states of consciousness, and social change. Columbus, OH: Ohio University Press.
9.    Bourguignon, E. (1976). Possession. Prospect Hills, IL: Waveland Press
11. Bourguignon E and Peitay L. Transcult Psychiatr Res (New Series) 2, 13±15 (1965).
12. Wikipedia. 2010. Spirit possession
13. Beng-Yeong Ng, Yiong-Huak Chan. 2004.Psychosocial stressors that precipitate dissociative trance disorder in Singapore. Australian and New Zealand Journal of Psychiatry. Volume 38, Issue 6, pages 426–432, June 2004
14. Luh Ketut Suryani, Gordon D. Johnson. 1994. Trance and Possession in Bali: A Window on Western Multiple Personality, Possession Disorder, and Suicide. Oxford University Press
15. Dissociation and Second Life: Pathology or Transcendence? Gregory P. Garvey 10th Annual Planetary Collegium Interna’onal Research Conference
16. Simon Baron?Cohen, The Short Life of a Diagnosis, The New York Times, 11/10, 2009
17. Kim LI: Psychiatric care of Korean Americans, in Culture, Ethnicity, and Mental Illness. Edited by Gaw AC. Washington, DC, American Psychiatric Press, 1992
18. Trance Research. 2009. A Brief Bibliography on Trance
21. Robert T Carrol. 1994. Skeptic’s Dictionary: Exorcism.




Nenek dan Abu Dalam Guci



Nenek dan Abu Dalam Guci
            Pagi itu adalah hari istimewa bagi seorang Nenek berusia 71 tahun yang tinggal seorang diri dirumah kayu peninggalan suaminya. Setiap pagi yang selalu ia lakukan adalah me­nyapa foto yang ada disebelah ranjang kayu yang sudah mulai lapuk. Foto dirinya dan sang suami tercinta. Foto itu seolah-olah memberinya semangat . Tangan pucat dan keriput itu merapa kaca pigora kayu cokelat dengan tulisan dibawahnya “Crish & Laura”. Ia menyentuh senyum diwajah sang suami, menciptakan sesungging senyum terangkat di pipi wanita beruban itu. Lantas ia meletakkan kembali pada tempatnya dan mengambil dompet kulit milik suaminya dulu yang didalamnya terisi oleh beberapa lembar dollar, uang sisa kiriman anaknya, dan ia beranjak untuk pergi berbelanja. Tak pernah lupa, tangannya memasukkan sebuah guci bening yang berada disebelah foto tadi kedalam tasnya kemanapun ia melangkah pergi, tas pemberian suaminya di ulang tahun pernikahan emas.
*
            Mathew mengamati wajah Sara, begitu pucat, lalu berhenti di mata bulatnya. Mata itu basah, sudah benar-benar habis semangat yang ada didalam sana.
“Selamat hari Valentine, sayang,” Mathew berusaha berbicara tegar kepada istrinya yang sudah terlihat seperti mayat hidup.
Mathew menggenggam tangan Sara yang tampaknya berusaha menggapai tangannya namun tak sanggup. Tersungging senyum kecil dengan usaha yg cukup kuat diwajah Sara. Ia tahu, Istrinya bisa kapanpun meninggal karena kanker otak yang dialaminya 2 tahun terakhir ini, maka setiap hari dan setiap detik ia berusaha untuk memberi yang terbaik untuk istrinya. Dan hari ini adalah hari Valentine, ia ingin memberi sesuatu yg istimewa untuk istri yang sudah dinikahinya selama 8 tahun diumurnya ke 19 tahun. Tapi ia sudah tak memiliki cukup uang lagi untuk membeli apapun, bahkan untuk membeli makanan sehari-hari ia juga harus susah payah mencari, dan mereka juga berhenti melakukan pengobatan setelah beberapa tahun pengobatan yang menghabiskan banyak uang namun tak memberi hasil yg terang. Tapi ia terus berusaha mencari jalan keluarnya.
“Sayang, aku keluar sebentar, ya, aku akan kembali secepatnya,” kata Mathew lantas mencium kening wanita berambut pirang yang sudah menipis dan terbaring ditempat tidur.
Wanita berumur 26 tahun itu menatap mata suaminya dalam-dalam, seakan ada suatu kekhawatiran didalamnya.
*
            Laura melangkah hati-hati turun dari trotoar tepat dibawah lampu penyeberangan. Penghitung detik lampu hijau untuk penyeberang jalan masih puluhan detik lagi. Hari ini adalah hari spesial. Bukan karena hari ini adalah hari Valentine, semenjak suaminya meninggal dalam tidurnya 3 tahun yang lalu, Laura tak pernah lagi mengingat hari Valentine. Tapi hari ini adalah hari pernikahannya yang ke 54. Dan dengan sengaja ia memasak Tortilla kesukaan suaminya. Setiap ulang tahun pernikahan, mereka selalu memasak bersama untuk makanan khas Amerika Utara itu. Tanpa sadar ia mengangkat jemari tangannya dimana dijari manis itu melingkar cincin kawin mereka. Lalu ia tersenyum lemah. Tanpa ia sadari dari kejauhan ada seorang laki-laki berumur hampir 30 tahunan sedang mengamati gerak-geriknya. Laki-laki berambut ikal cokelat keemasan itu perlahan menghampirinya diam-diam.
*
            Mathew mengamati seorang nenek berumur 70 tahunan yang berada dibawah lampu penyeberangan. Nenek berambut pendek penuh uban itu sedang membawa tas belanja ditangan kanannya dan tas kecil berwarna pink ditangan kirinya. Tas situ terlihat mahal dengan logamnya yang masih berkilau. Dia berfikir pasti disana terdapat lembaran dollar yang bisa membeli beberapa keperluannya selama beberapa hari. Berkali-kali terbesit dalam fikirannya untuk merampas tas itu dari nenek tua yang terlihat sangat lemah, lantas berlari sejauh mungkin. Namun sekali lagi hati nurani nya berkata untuk jangan melakukannya. Pikiran-pikiran itu berputar-putar diotaknya. Terlalu rumit untuk diputuskan, namun ia sangat mencintai istrinya, ia ingin memberi semua yang terbaik untuk istrinya yang mungkin bisa saja besok sudah meninggal. Ia segera bergerak mendekati wanita tua itu. Dengan cepat tangannya menarik tas yang ada dibahu kiri wanita tua yang sedari tadi diamatinya. Namun tak seperi yang ia pikirkan sebelumnya, wanita itu langsung dengan kuat mempertahankan tasnya. Terjadilah adegan tarik-menarik untuk sepersekian detik. Ia melihat tangan wanita itu merogoh kedalam tasnya. Ia berfikir, pasti ia mengambil dompet yang ada didalamnya. Ia mencegahnya dengan menggoyang-goyangkan kasar pergelangan tangan wanita pemilik tas itu, tapi wanita tua itu bersikeras. Dan tampaknya bukan dompet yang ia cari sedari tadi, tapi sebuah benda bening yang tak berarti. Beberapa wanita setengah baya disekitar sudah berteriak-teriak “perampokan!” seorang wanita juga ada yang memukul-mukul punggungnya dengan tasnya. Mathew hendak berlari tanpa tas itu, namun wanita tua itu sudah melepaskan genggamannya dari tas pink nya. Lalu Mathew berlari sekuat tenaga berlari ditrotoar dengan tas pink digenggaman tangannya, menerabas pejalan kaki lainnya. Dan lari nya berakhir pada batasan trotoar dimana terdapat pertigaan jalan raya dan sebuah mobil kencang melintas tepat dihadapannya. Tersungkur, pandangannya semakin kabur, penafasannya terasa berat, pikirannya kosong sejenak, lalu hanya ada Sara istrinya yang tergambar berbaring diranjang menunggunya, Sara yang nantinya sebagai hadiah Valentine akan ia belikan obat-obatan dari resep yang ia simpan namun belum ia beli tanpa ada biaya, Sara yang tanpa ia tahu sudah pergi untuk selamanya beberapa menit yang lalu.
Beberapa orang mengerumuninya, lalu belasan orang, dan puluhan orang, namun dalam pandangannya mereka benar-benar sudah gelap. Dan disusul oleh polisi yang berjongkok disebelahnya.
Genggamannya pada tas itu kian melemah, dengan susah payah ia berucap tanpa ada kata keluar, “Sara, aku mencintaimu,”.
Lantas polisi tak bisa lagi mendeteksi nafas dan denyut nadi ditubuhnya.
*
            Laura menggenggam guci yang ada didalam tas pink nya. Tas kado ulang tahun pernikahan terakhir dari suaminya kini sudah dirampas orang. Yang tersisa dari dalam tas itu hanya guci dengan kaca bening yang ia genggang sekarang. Tulang kepala tua nya terbentur tiang lampu penyeberangan jalan dengan sangat keras saat ia melepaskan genggamannya dari tas yang direbut perampok muda itu. Seorang wanita setengah baya mendekat, mengangkat kepala Laura yang tergeletak ditrotar, menyandarkan kepala Laura pada lengannya.
“Aku sudah memanggilkan ambulans, Bu, sebentar lagi mereka akan datang,” kata Wanita berambut coklat lurus itu.

Laura sudah tak mampu berkata apapun, benturan itu cukup keras untuk wanita tua sepertinya. Ia hanya balas tersenyum lalu berusaha memeluk dengan erat guci ditangannya tadi. Angin jalanan meniup rambut tipisnya. Rasanya begitu ringan, terasa ringan seperti dilahirkan kembali. Depan matanya terlihat sinar yang menyilaukan, samar-samar terlihat siluet orang yang sangat ingin ia jumpai . Siluet itu mendekat perlahan, menutup sinar silau yang tadi ada dihadapannya . Lalu perlahan silauan itu meredup-meredup, dan gelap. Lalu kosong.
‘Chris, aku merindukanmu’ rintihnya dalam hati.
Lantas ia menghembuskan nafas terakhirnya dengan guci berisi abu jenazah Chris, suaminya dalam pelukannya.

***

50% fiksi, 50% true story