Rabu, 30 November 2011

Sebuah Asumsi Ringan


Pernah suatu waktu saya membahas sedikit argumentasi ringan saya kepada pacar saya .


Saya : "Yank, kamu tahu? Orang Barat kalo menikah itu, kalo pas lagi berantem, mereka berusaha gak berada didepan anaknya, tapi kalo pas mesra-mesraan, selalu ditunjukin didepan anaknya. Sedangkan orang Indonesia, kalo berantem sering kali didepan anaknya, tapi kalo pas lagi mesra-mesraan, malu & sembunyi-sembunyi dari anaknya, alasannya gak baik dilihat anak. Mungkin karena itu yah, pada akhirnya anak itu kalo udah besar, bakaan gampang terbawa emosi, soalnya udah dicontohin sama bapak-ibunya waktu dia kecil,".

Beberapa detik kemudian, pacar saya berkata, "Makanya itu orang indonesia senengane tawuran. nek wong barat, nggerbolan! Hahahahaha,"

Sabtu, 26 November 2011

Pesan Buat Para Cowok


Pernah suatu ketika, temanku bercerita tentang pengalamannya .
seperti ini ceritanya :

Pacar ku cantik dan aku udah pacaran selama lebih dari setahun, jadi kita memutuskan untuk menikah. Hanya ada satu hal kecil mengganggu ku, yaitu adiknya yang lebih muda dan lebih cantik. Calon adik ipar ku itu berusia dua puluh dua, sering mengenakan rok mini yang sangat ketat dan selalu tanpa bra. Dia secara teratur dan sering membungkuk ketika di depan ku, dan aku selalu mendapatkan pemandangan yang menyenangkan dari bagian-bagian pribadinya. Sepertinya disengaja, sebab dia tidak pernah melakukan itu ketika dia berada di dekat orang lain.
Suatu hari aku berkunjung ke rumah pacarku. Saat itu yang ada di rumah cuma calon adik ipar ku, dan kami pun ngobrol hanya berdua saja di rumah. Adik ipar ku seketika berbisik pada ku bahwa ia memiliki perasaan dan keinginan yang tidak bisa diatasinya. Dia mengatakan kepada ku bahwa ia ingin bercinta denganku dan sekali saja sebelum aku menikah dengan kakaknya. Yah, aku bener2 kaget, dan tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun. Dia berkata, “Aku akan ke atas ke kamarku, dan jika kamu mau ikutilah aku”.
Aku tertegun dan terpaku saat melihat dia pergi menaiki tangga. Ketika sampai di puncak tangga ia melepas celana dalamnya dan melemparkannya ke arahku. Aku berdiri di sana sejenak, lalu berbalik dan langsung berlari menuju ke pintu depan. Aku membuka pintu depan, dan langsung menuju ke mobil saya.
Tapi suatu kejutan terjadi, seluruh keluarga pacar saya termasuk pacar saya telah berdiri di luar, dan semua bertepuk tangan! Dengan tersenyum haru calon bapak mertua saya memeluk dan berkata, “Kami sangat senang bahwa kamu telah lulus ujian kecil kami, kamu ternyata laki-laki yang baik dan tidak mudah tergoda oleh bujuk rayu wanita.”

Dan pesan moral atas cerita ini adalah:
” Selalulah simpan kondom Anda di mobil! Jangan di dalam dompet! ”

Wanita yang Dicintai Suamiku


Kehidupan pernikahan kami awalnya baik2 saja menurutku. Meskipun menjelang pernikahan selalu terjadi konflik, tapi setelah menikah Mario tampak baik dan lebih menuruti apa mauku.

Kami tidak pernah bertengkar hebat, kalau marah dia cenderung diam dan pergi ke kantornya bekerja sampai subuh, baru pulang kerumah, mandi, kemudian mengantar anak kami sekolah. Tidurnya sangat sedikit, makannya pun sedikit.
Aku pikir dia workaholic.

Dia menciumku maksimal 2x sehari, pagi menjelang kerja, dan saat dia pulang kerja, itupun kalau aku masih bangun. Karena waktu pacaran dia tidak pernah romantis, aku pikir, memang dia tidak romantis, dan tidak memerlukan hal2 seperti itu sebagai ungkapan sayang. Kami jarang ngobrol sampai malam, kami jarang pergi nonton berdua, bahkan makan berdua di luar pun hampir tidak pernah. Kalau kami makan di meja makan berdua, kami asyik sendiri dengan sendok garpu kami, bukan obrolan yang terdengar, hanya denting piring yang beradu dengan sendok garpu.
Kalau hari libur, dia lebih sering hanya tiduran di kamar, atau main dengan anak2 kami, dia jarang sekali tertawa lepas. Karena dia sangat pendiam, aku menyangka dia memang tidak suka tertawa lepas.

Aku mengira rumah tangga kami baik2 saja selama 8 tahun pernikahan kami. Sampai suatu ketika, disuatu hari yang terik, saat itu suamiku tergolek sakit dirumah sakit, karena jarang makan, dan sering jajan di kantornya, dibanding makan dirumah, dia kena typhoid, dan harus dirawat di RS, karena sampai terjadi perforasi di ususnya. Pada saat dia masih di ICU, seorang perempuan datang menjenguknya. Dia memperkenalkan diri, bernama meisha, temannya Mario saat dulu kuliah.

Meisha tidak secantik aku, dia begitu sederhana, tapi aku tidak pernah melihat mata yang begitu cantik seperti yang dia miliki. Matanya bersinar indah, penuh kehangatan dan penuh cinta, ketika dia berbicara, seakan2 waktu berhenti berputar dan terpana dengan kalimat2nya yang ringan dan penuh pesona. Setiap orang, laki2 maupun perempuan bahkan mungkin serangga yang lewat, akan jatuh cinta begitu mendengar dia bercerita.

Meisha tidak pernah kenal dekat dengan Mario selama mereka kuliah dulu, Meisha bercerita Mario sangat pendiam, sehingga jarang punya teman yang akrab. 5 bulan lalu mereka bertemu, karena ada pekerjaan kantor mereka yang mempertemukan mereka. Meisha yang bekerja di advertising akhirnya bertemu dengan Mario yang sedang membuat iklan untuk perusahaan tempatnya bekerja.

Aku mulai mengingat 2 5 bulan lalu ada perubahan yang cukup drastis pada Mario, setiap mau pergi kerja, dia tersenyum manis padaku, dan dalam sehari bisa menciumku lebih dari 3x. Dia membelikan aku parfum baru, dan mulai sering tertawa lepas. Tapi disaat lain, dia sering termenung di depan komputernya. Atau termenung memegang Hp-nya. Kalau aku tanya, dia bilang, ada pekerjaan yang membingungkan.

Suatu saat Meisha pernah datang pada saat Mario sakit dan masih dirawat di RS. Aku sedang memegang sepiring nasi beserta lauknya dengan wajah kesal, karena Mario tidak juga mau aku suapi. Meisha masuk kamar, dan menyapa dengan suara riangnya," Hai Rima, kenapa dengan anak sulungmu yang nomor satu ini ? tidak mau makan juga? uhh dasar anak nakal, sini piringnya, " lalu dia terus mengajak Mario bercerita sambil menyuapi Mario, tiba2 saja sepiring nasi itu sudah habis ditangannya. Dan aku tidak pernah melihat tatapan penuh cinta yang terpancar dari mata suamiku, seperti siang itu, tidak pernah seumur hidupku yang aku lalui bersamanya, tidak pernah sedetikpun !

Hatiku terasa sakit, lebih sakit dari ketika dia membalikkan tubuhnya membelakangi aku saat aku memeluknya dan berharap dia mencumbuku. Lebih sakit dari rasa sakit setelah operasi caesar ketika aku melahirkan anaknya. Lebih sakit dari rasa sakit, ketika dia tidak mau memakan masakan yang aku buat dengan susah payah. Lebih sakit daripada sakit ketika dia tidak pulang ke rumah saat ulang tahun perkawinan kami kemarin. Lebih sakit dari rasa sakit ketika dia lebih suka mencumbu komputernya dibanding aku.

Tapi aku tidak pernah bisa marah setiap melihat perempuan itu. Meisha begitu manis, dia bisa hadir tiba2, membawakan donat buat anak2, dan membawakan ekrol kesukaanku. Dia mengajakku jalan2, kadang mengajakku nonton. Kali lain, dia datang bersama suami dan ke-2 anaknya yang lucu2. Aku tidak pernah bertanya, apakah suamiku mencintai perempuan berhati bidadari itu? karena tanpa bertanya pun aku sudah tahu, apa yang bergejolak dihatinya.

Suatu sore, mendung begitu menyelimuti jakarta, aku tidak pernah menyangka, hatikupun akan mendung, bahkan gerimis kemudian. Anak sulungku, seorang anak perempuan cantik berusia 7 tahun, rambutnya keriting ikal dan cerdasnya sama seperti ayahnya. Dia berhasil membuka password email Papa nya, dan memanggilku,

" Mama, mau lihat surat papa buat tante Meisha ?"

Aku tertegun memandangnya, dan membaca surat elektronik itu,

Dear Meisha,

Kehadiranmu bagai beribu bintang gemerlap yang mengisi seluruh relung hatiku, aku tidak pernah merasakan jatuh cinta seperti ini, bahkan pada Rima. Aku mencintai Rima karena kondisi yang mengharuskan aku mencintainya, karena dia ibu dari anak2ku.

Ketika aku menikahinya, aku tetap tidak tahu apakah aku sungguh2 mencintainya. Tidak ada perasaan bergetar seperti ketika aku memandangmu, tidak ada perasaan rindu yang tidak pernah padam ketika aku tidak menjumpainya. Aku hanya tidak ingin menyakiti perasaannya. Ketika konflik2 terjadi saat kami pacaran dulu, aku sebenarnya kecewa, tapi aku tidak sanggup mengatakan padanya bahwa dia bukanlah perempuan yang aku cari untuk mengisi kekosongan hatiku. Hatiku tetap terasa hampa, meskipun aku menikahinya.

Aku tidak tahu, bagaimana caranya menumbuhkan cinta untuknya, seperti ketika cinta untukmu tumbuh secara alami, seperti pohon2 beringin yang tumbuh kokoh tanpa pernah mendapat siraman dari pemiliknya. Seperti pepohonan di hutan2 belantara yang tidak pernah minta disirami, namun tumbuh dengan lebat secara alami. Itu yang aku rasakan.

Aku tidak akan pernah bisa memilikimu, karena kau sudah menjadi milik orang lain dan aku adalah laki2 yang sangat memegang komitmen pernikahan kami. Meskipun hatiku terasa hampa, itu tidaklah mengapa, asal aku bisa melihat Rima bahagia dan tertawa, dia bisa mendapatkan segala yang dia inginkan selama aku mampu. Dia boleh mendapatkan seluruh hartaku dan tubuhku, tapi tidak jiwaku dan cintaku, yang hanya aku berikan untukmu. Meskipun ada tembok yang menghalangi kita, aku hanya berharap bahwa engkau mengerti, you are the only one in my heart.

yours,

Mario

Mataku terasa panas. Jelita, anak sulungku memelukku erat. Meskipun baru berusia 7 tahun, dia adalah malaikat jelitaku yang sangat mengerti dan menyayangiku.

Suamiku tidak pernah mencintaiku. Dia tidak pernah bahagia bersamaku. Dia mencintai perempuan lain.

Aku mengumpulkan kekuatanku. Sejak itu, aku menulis surat hampir setiap hari untuk suamiku. Surat itu aku simpan di amplop, dan aku letakkan di lemari bajuku, tidak pernah aku berikan untuknya.

Mobil yang dia berikan untukku aku kembalikan padanya. Aku mengumpulkan tabunganku yang ku simpan dari sisa2 uang belanja, lalu aku belikan motor untuk mengantar dan menjemput anak2ku. Mario merasa heran, karena aku tidak pernah lagi bermanja dan minta dibelikan bermacam2 merek tas dan baju. Aku terpuruk dalam kehancuranku. Aku dulu memintanya menikahiku karena aku malu terlalu lama pacaran, sedangkan teman2ku sudah menikah semua. Ternyata dia memang tidak pernah menginginkan aku menjadi istrinya.
Betapa tidak berharganya aku. Tidakkah dia tahu, bahwa aku juga seorang perempuan yang berhak mendapatkan kasih sayang dari suaminya ?

Kenapa dia tidak mengatakan saja, bahwa dia tidak mencintai aku dan tidak menginginkan aku? itu lebih aku hargai daripada dia cuma diam dan mengangguk dan melamarku lalu menikahiku. Betapa malangnya nasibku.

Mario terus menerus sakit2an, dan aku tetap merawatnya dengan setia. Biarlah dia mencintai perempuan itu terus di dalam hatinya. Dengan pura2 tidak tahu, aku sudah membuatnya bahagia dengan mencintai perempuan itu. Kebahagiaan Mario adalah kebahagiaanku juga, karena aku akan selalu mencintainya.

**********
Setahun kemudian
Meisha membuka amplop surat2 itu dengan air mata berlinang. Tanah pemakaman itu masih basah merah dan masih dipenuhi bunga.

" Mario, suamiku

Aku tidak pernah menyangka pertemuan kita saat aku pertama kali bekerja dikantormu, akan membawaku pada cinta sejatiku. Aku begitu terpesona padamu yang pendiam dan tampak dingin. Betapa senangnya aku ketika aku tidak bertepuk sebelah tangan. Aku mencintaimu, dan begitu posesif ingin memilikimu seutuhnya.

Aku sering marah, ketika kamu asyik bekerja, dan tidak memperdulikan aku. Aku merasa diatas angin, ketika kamu hanya diam dan menuruti keinginanku

Aku pikir, aku si puteri cantik yang diinginkan banyak pria, telah memenuhi ruang hatimu dan kamu terlalu mencintaiku sehingga mau melakukan apa saja untukku Ternyata aku keliru. aku menyadarinya tepat sehari setelah pernikahan kita.

Ketika aku membanting hadiah jam tangan dari seorang teman kantor dulu yang aku tahu sebenarnya menyukai Mario.

Aku melihat matamu begitu terluka, ketika berkata, " kenapa, Rima ?

Kenapa kamu mesti cemburu? dia sudah menikah, dan aku sudah memilihmu menjadi istriku?"

Aku tidak perduli, dan berlalu dari hadapanmu dengan sombongnya.

Sekarang aku menyesal, memintamu melamarku. Engkau tidak pernah bahagia bersamaku. Aku adalah hal terburuk dalam kehidupan cintamu. Aku bukanlah wanita yang sempurna yang engkau inginkan.

Istrimu,

Rima"

Di surat yang lain,

Kehadiran perempuan itu membuatmu berubah, engkau tidak lagi sedingin es. Engkau mulai terasa hangat, namun tetap saja aku tidak pernah melihat cahaya cinta dari matamu untukku, seperti aku melihat cahaya yang penuh cinta itu berpendar dari kedua bola matamu saat memandang Meisha

Disurat yang kesekian,

Aku bersumpah, akan membuatmu jatuh cinta padaku.

Aku telah berubah, Mario. Engkau lihat kan, aku tidak lagi marah2 padamu, aku tidak lagi suka membanting2 barang dan berteriak jika emosi. Aku belajar masak,dan selalu kubuatkan masakan yang engkau sukai. Aku tidak lagi boros, dan selalau menabung. Aku tidak lagi suka bertengkar dengan ibumu.

Aku selalu tersenyum menyambutmu pulang kerumah. Dan aku selalu meneleponmu, untuk menanyakan sudahkah kekasih hatiku makan siang ini? Aku merawatmu jika engkau sakit, aku tidak kesal saat engkau tidak mau aku suapi, aku menungguimu sampai tertidur di samping tempat tidurmu, di rumah sakit saat engkau dirawat, karena penyakit pencernaanmu yang selalu bermasalah
Meskipun belum terbit juga, sinar cinta itu dari matamu, aku akan tetap berusaha dan menantinya

Meisha menghapus air mata yang terus mengalir dari kedua mata indahnya dipeluknya Jelita yang tersedu-sedu disampingnya.

Disurat terakhir,

Hari ini adalah hari ulang tahun pernikahan kami yang ke-9.

Tahun lalu engkau tidak pulang kerumah, tapi tahun ini aku akan memaksamu pulang, karena hari ini aku akan masak, masakan yang paling enak sedunia.

Kemarin aku belajar membuatnya dirumah Bude Tati, sampai kehujanan dan basah kuyup, karena waktu pulang hujannya deras sekali, dan aku hanya mengendarai motor.

Saat aku tiba di rumah kemarin malam, aku melihat sinar kekhawatiran dimatamu.
Engkau memelukku, dan menyuruhku segera ganti baju supaya tidak sakit.

Tahukah engkau suamiku, Selama hampir 15 tahun aku mengenalmu, 6 tahun kita pacaran, dan hampir 9 tahun kita menikah, baru kali ini aku melihat sinar kekhawatiran itu dari matamu, inikah tanda2 cinta mulai bersemi dihatimu ?

Jelita menatap Meisha, dan bercerita,

" Siang itu Mama menjemputku dengan motornya, dari jauh aku melihat keceriaan di wajah mama, dia terus melambai-lambaikan tangannya kepadaku. Aku tidak pernah melihat wajah yang sangat bersinar dari mama seperti siang itu, dia begitu cantik. Meskipun dulu sering marah2 kepadaku, tapi aku selalu menyayanginya. Mama memarkir motornya di seberang jalan, Ketika mama menyeberang jalan, tiba2 mobil itu lewat dari tikungan dengan kecepatan tinggi, aku tidak sanggup melihatnya terlontar, Tante.. aku melihatnya masih memandangku sebelum dia tidak lagi bergerak" Jelita memeluk Meisha dan terisak-isak. Bocah cantik ini masih terlalu kecil untuk merasakan sakit di hatinya, tapi dia sangat dewasa.

Meisha mengeluarkan selembar kertas yang dia print tadi pagi. Mario mengirimkan email lagi kemarin malam, dan tadinya aku ingin Rima membacanya.
Dear Meisha,
Selama setahun ini aku mulai merasakan Rima berbeda, dia tidak lagi marah2 dan selalu berusaha menyenangkan hatiku. Dan tadi, dia pulang dengan tubuh basah kuyup karena kehujanan, aku sangat khawatir dan memeluknya. Tiba2 aku baru menyadari betapa beruntungnya aku memiliki dia. Hatiku mulai bergetar. Inikah tanda2 aku mulai mencintainya ?


Aku terus berusaha mencintainya seperti yang engkau sarankan, Meisha. Dan besok aku akan memberikan surprise untuknya, aku akan membelikan mobil mungil untuknya, supaya dia tidak lagi naik motor kemana-mana. Bukan karena dia ibu dari anak2ku, tapi karena dia belahan jiwaku.
Meisha menatap Mario yang tampak semakin ringkih, yang masih terduduk disamping nisan Rima. Diwajahnya tampak duka yang dalam. Semuanya telah terjadi, Mario.

"Kadang kita baru menyadari mencintai seseorang, ketika seseorang itu telah pergi meninggalkan kita."

Jumat, 18 November 2011

Surat Bryan


22.05
Gue lirik gitar yang tiap hari nangkring dipojokan tempat tidur. Diam, sepertinya berharap di mainkan. Dia benar-benar nganggur, begitu pula gue. Akhirnya gue letakkan pensil yang sedari tadi berdiri diantara jempol, jari telunjuk, dan jari tengah. Kini pensil itu tertidur diatas buku penuh coretan kata-kata gombalan yang semrawut! Gue melangkah malas menuju pojok tempat tidur, dimana gitar akustik gue sudah menunggu. Lantas gue mainkan. Sepertinya benda itu tersenyum senang. Hahaaha!


23.30
Merebahkan tubuh sejenak mungkin ide bagus, punggung sepertinya sudah mengerak sedari tadi diperkosa duduk dan bermain gitar. Lalu gue mainkan lagi sang gitar sambil baringan. Gara-gara lihat isi cerpen di Blog temen, jadi ikutan idenya buat nembak cewek pake surat. Kayaknya gampang, tapi ternyata susah bikinnya. Haduh! Tapi gimana lagi, mau ngomong langsung juga malu! Sial! Gitarku ku istirahatkan disamping gue rebahan. Gue ambil rokok dan membakar ujungnya, menghisapnya dalam-dalam. Apa susahnya sih bikin surat? Tinggal nggombal-nggombal dikit, kelar dah! Hufft! Tauk ah! Males bikinnya! Gak jadi nembak aja deh!


23.55
Anjrit, kok jadinya kepikiran nih anak trus sih? Jangan-jangan dipelet lagi guenya! Terpaksa deh, bangun lagi mentelengin kertas. Kalo nih pensil bisa ngomong, kayaknya dia bakalan bego-begoin gue, deh.


01.45
Hey, Nila. Hehehe! Sebelomnya aku minta maaf, aku pake cara jadul. Yah, gimana lagi, tapi biasanya yang jadul itu lebih romantis, soalnya jarang ada yang pake. Iya, gag? :D
Nila, jujur aku bingung mau tulis apa. Semua yang ada di otakku tiba-tiba aja hilang. Tapi satu yang gak ilang. Itu kamu :)
Gak tau dari mana awalnya, aku tiba-tiba aja selalu mikirin kamu. Dan akhirnya aku sadar, aku sayang kamu. Aku bener-bener sayang sama kamu, Nil.
Kalo pas aku udah pulang, dan kamu baca surat ini, tolong dipikirkan, ya. Aku tunggu jawabannya besok.
Bryan
        Nah, kelar juga akhirnya. Daripada susah-susah mikir kata-kata gombal yang indah nan romantis (preeettt!) mendingan pake bahasa alakadarnya aja. Yang penting kan tulus dari dalam hati.


01.49
To : Nila
Nil, dah bobok?
From : Nila
Belom. Kenapa?
To : Nila
Aku mau kerumahmu bisa?
From : Nila
Ngapain jam segini?
To : Nila
Aku mau ngomong penting …
From : Nila
Oke. Kesini aja. Aku tunggu.
To : Nila
Oke. Tunggu, yah …
From : Nila
He’em …


01.58
        Kok kayaknya mendung, yah? Biarin, dah! Nekat aja! Yang penting ada jas ujan ajah dan yang penting, nih surat nyampe malem ini juga.
“Yan, mau kemana?” eh, suara emak gue bikin kaget aja!
“Kerumah temen, Ma. Bentar doank, kok. Berangkat, Ma! Assalamu’alaikom!” gue buru-buru ngibrit, mumpung belom ngomong macem-macem tuh si emak. Hahahaaha.


02.22
        Nah loh! Beneran ujan! Sial! Pas banget, gue bawa jas ujan. Yah, demi cinta. Hahaaha! Mana dingin pula! Untung gue pake sandal jepit, coba pake sepatu, kudu jemur dah besok siang! Mana deres banget pula ujannya. Jadi gak berani kenceng!
“Craaaaaaatttt!!!”
Anjing! Sialan tuh orang! Udah tau jalan becek, pake mobil kenceng bener! Sial! Basah semua! Haduh! Gue rada-rada kebutin dah motor gue, biar cepet sampe, cepet ketemu, cepet pulang, cepet ganti baju, dan cepet tidur.


02.40
To : Nila
Nil, aku dah sampai depan rumahmu…

Gue lihatin trus jendela kamarnya yang ada diatas, biar pas dia nengok dari sana, gue siapin senyum gue (meski nyengirnya ntar bakalan rada maksa gara-gara kehujanan malem-malem). Gue tunggu. Kok gak nongol-nongol nih anak! Gak bales messege gue pula!

To : Nila
Nil, aku dah sampe depan rumahmu, nih!

Masih gak dibales. Jangan-jangan ketiduran nih anak? Telfon aja, deh!


02.51
Sms gak dibales, telfon gak diangkat. Beneran tidur nih anak. Sial! Katanya ditungguin, udah disamperin malah ditinggal ngorok! Hufft! Cinta-cintaaa…
Gue melangkah masuk keteras rumahnya yang tidak berpagar. Mengendap-endap persis maling, untung aja kagak ada orang ngeronda! Gue taroh surat tadi diatas pintu. Moga-moga dia baca, biar pengorbanan gue malem kagak sia-sia. Lalu gue jalan menuju motor. Iseng lihat kanan-kiri sebentar. Gilak! Gue baru nyadar kalo daerah rumahnya sepi banget kayak kuburan! Mana lampu jalanan juga jarang pula! Gue buru-buru starter motor. Serem!

*

Kamis, 17 November 2011

6 Cara Mengatasi Ketombe


1. Jeruk nipis

Gosokkan jeruk nipis yang sudah dipotong ke kulit kepala, biarkan beberapa saat, kemudian bilas. Jeruk nipis mengandung asam salisilat yang berkhasiat membersihkan lemak pada kulit kepala.

2. Mengkudu

Parut mengkudu, tambahkan air, dan aduk rata. Oleskan pada kulit kepala, biarkan mengering, lalu bilas dengan air bersih. Kandungan alkaloid triterpenoid pada buah mengkudu berkhasiat sebagai penghilang lembab, antiseptik, dan pelembut kulit.

3. Pandan

Gilinglah pandan sampai halus, tambahkan air, peras, dan saring. Siramkan air perasan pandan ini ke rambut, biarkan mengering sekitar setengah sampai satu jam, lalu bilas air bersih.

4. Soda kue

Bahan pengembang kue ini ternyata ampuh mengusir ketombe. Ambil segenggam soda kue kemudian ratakan pada kulit kepada, bilas sampai bersih. Awalnya rambut mungkin akan sedikit kering, tapi cara ini akan membuat kulit kepala Anda memproduksi minyak secara alami sehingga membuat rambut lembut dan ketombe hilang.

5. Nanas

Kupas kulit nanas yang sudah matang, lalu parut. Gosokkan parutan nanas tersebut pada kulit kepala yang berketombe, diamkan semalaman, bilas rambut pada pagi hari. Lakukan setiap malam sampai ketombe hilang. Zat bromelain pada nanas berkhasiat untuk membuang jaringan kulit tidak sehat termasuk ketombe.

6. Cuka

Benar, ini cuka yang biasa ditambahkan sebagai penyedap bakso. Caranya cukup campurkan secangkir cuka putih dengan secangkir air. Jadikan campuran tersebut sebagai bilasan terakhir setelah keramas. Diamkan sebentar, lalu bilas dengan air bersih.

Selain perawatan dari luar, Anda juga perlu melakukan perawatan dari dalam. Kurangilah beberapa jenis minuman seperti kopi dan alkohol, lakukan diet makanan rendah karbohidrat dan lemak, dan perbanyak konsumsi vitamin B6 dan C.

Rabu, 16 November 2011

My Mother is Hero

Saya punya satu Kisah Inspiratif dari seekor ibu monyet kepada anaknya ..

Pada suatu hari, seekor monyet dan anaknya pergi mencari makan dan melintasi jalan raya, pada saat itu, anak monyet yang masih balita terjatuh akibat melanggar sang pengendara motor.


Sang ibu langsung menolong anaknya yang terjatuh tersebut.


Namun, tiba-tiba datang seekor anjing yang berusaha akan memakan anak monyet tersebut.


Sang ibu yang melihat kejadian ini langsung melakukan perlawanan terhadap anjing tersebut, walaupun secara fikik mungkin sang ibu monyet akan kalah, namun atas dasar “rasa Kasih Sayangnya” maka ia beranikan diri untuk melakukan perlawanan kepada sang anjing tersebut.


Akhirnya sang anjing lari karena merasa buruannya lebih kuat dan tak mungkin untuk ia kalahkan.


Itu adalah cerita dari ibu monyet yang berjuang dengan nyawanya menyelamatkan anaknya.


Sekarang kita coba melihat pada diri sendiri. betapa besar pengorbanan ibu kepada kita. beliau rela mempertaruhkan nyawanya untuk melahirkan kita, menghabiskan waktu santainya untuk merawat kita yang masih belum bisa apa-apa, bangun ditidur malamnya yang nyenyak hanya untuk menenangkan tangis kita.
Pernahkah kita memikirkan apa yg telah diajarkan oleh seorang ibu kepada kita? Sayangilah Ibu-mu dgn sungguh-sungguh krn sorga berada di telapak kaki Ibu.

*Pernah kita ngomelin Dia ? ‘Pernah!’
*pernah kita cuekin Dia ? ‘Pernah!’

Saat kau berumur 15 tahun, dia pulang kerja ingin memelukmu.
Sebagai balasannya, kau kunci pintu kamarmu.

Saat kau berumur 16 tahun, dia ajari kau mengemudi mobilnya.
Sebagai balasannya, kau pakai mobilnya setiap ada kesempatan tanpa peduli kepentingannya.

Saat kau berumur 17 tahun, dia sedang menunggu telepon yang penting.
Sebagai balasannya, kau pakai telepon nonstop semalaman.

Saat kau berumur 18 tahun, dia menangis terharu ketika kau lulus SMA.
Sebagai balasannya, kau berpesta dengan temanmu hingga pagi.

Saat kau berumur 19 tahun, dia membayar biaya kuliahmu dan mengantarmu ke kampus pada hari pertama.
Sebagai balasannya, kau minta diturunkan jauh dari pintu gerbang agar kau tidak malu di depan teman-temanmu.

Saat kau berumur 20 tahun, dia bertanya, “Dari mana saja seharian ini?”
Sebagai balasannya, kau jawab, “Ah Ibu cerewet amat sih, ingin tahu urusan orang!”

Saat kau berumur 21 tahun, dia menyarankan satu pekerjaan yang bagus untuk karirmu di masa depan. Sebagai balasannya, kau katakan, “Aku tidak ingin seperti Ibu.”

Saat kau berumur 22 tahun, dia memelukmu dengan haru saat kau lulus perguruan tinggi.
Sebagai balasannya, kau tanya dia kapan kau bisa ke Bali.

Saat kau berumur 23 tahun, dia membelikanmu 1 set furniture untuk rumah barumu.
Sebagai balasannya, kau ceritakan pada temanmu betapa jeleknya furniture itu.

Saat kau berumur 24 tahun, dia bertemu dengan tunanganmu dan bertanya tentang rencananya di masa depan.
Sebagai balasannya, kau mengeluh, “Bagaimana Ibu ini, kok bertanya seperti itu?”

Saat kau berumur 25 tahun, dia mambantumu membiayai pernikahanmu.
Sebagai balasannya, kau pindah ke kota lain yang jaraknya lebih dari 500 km.

Saat kau berumur 30 tahun, dia memberikan beberapa nasehat bagaimana merawat bayimu.
Sebagai balasannya, kau katakan padanya,”Bu, sekarang jamannya sudah berbeda!”

Saat kau berumur 40 tahun, dia menelepon untuk memberitahukan pesta ulang tahun salah seorang kerabat.
Sebagai balasannya, kau jawab, “Bu, saya sibuk sekali, nggak ada waktu.”

Saat kau berumur 50 tahun, dia sakit-sakitan sehingga memerlukan perawatanmu.
Sebagai balasannya, kau baca tentang pengaruh negatif orang tua yang menumpang tinggal di rumah anak-anaknya.

*pernah kita mikir apa yg Dia pikirkan?
‘nggak!

* sebenernya apa yg dia pikirkan ?
‘Takut ...
- takut ga bisa liat kita senyum , nangis atau ketawa lagi.
- takut ga bisa ngajar kita lagi
Semua itu karena waktu Dia singkat..
Saat ibu menutup mata. Ga akan lg ada yg cerewet.
Saat kita nangis manggil2 dia , apa yg dia bales ?
‘Dia cuma diam...

Tapi bayangannya dia tetap di samping kita dan berkata : “anakku jangan menangis, Ibu masih di sini. Ibu masih sayang kamu..

Dan hingga suatu hari, dia meninggal dengan tenang. Dan tiba-tiba kau teringat semua yang belum pernah kau lakukan, karena mereka datang menghantam HATI mu bagaikan palu godam.

JIKA BELIAU MASIH ADA, JANGN LUPA MEMBERIKAN KASIH SAYANGMU LEBIH DARI YANG PERNAH KAU BERIKAN SELAMA INI DAN JIKA BELIAU SUDAH TIADA, INGATLAH KASIH SAYANG DAN CINTANYA YANG TULUS TANPA SYARAT KEPADAMU.

Selalu Ingatkan Aku Mama ...




            Ku lihat jam tanganku, sudah pukul setengah dua belas malam . Ku tutup pintu ruang tamu dan menguncinya dengan berusaha tanpa menimbulkan suara kencang. Langkahku mengendap-endap menuju kamar. Ruang tamu tampak sepi, lampu pun sudah dimatikan. Tinggal lampu ruang makan yang masih menyala, tapi memang setiap malam lampu ruang makan tak pernah dipadamkan.
“Kenapa baru pulang, nak?” tiba-tiba suara mamaku membuatku hampir terjingkat.
“Iya, habis ngerjain tugas dirumah temen, Ma,” jawabku bohong.
Sebenarnya aku habis nongkrong dengan teman-temanku. Hanya sekedar nongkrong. Minum kopi dan makan snack. Itu saja. Tidak ada yang negatif, jadi bohong pun tidak masalah menurutku.
“Kok, malem? Mama telfon, kenapa nggak diangkat, sms mama juga nggak dibales?” tanya mama seakan-akan tidak percaya.
Aku merasa terpojok dengan pertanyaannya.
“Dibilangin Niya lagi ngerjain tugas, mah! Kenapa sih tanya terus, Niya itu capek,” kataku dengan nada sedikit meninggi menutupi kesalahanku.
“Niya, mama nggak suka kamu pulang malem-malem gini. Nggak baik, nak! Dilihat tetangga juga nggak baik!” nada bicara mama juga ikut sedikit meninggi.
“Apa’an sih? Kayak makan ikut tetangga aja! Peduli amat!” kataku tak mau kalah.
“Niya, mama nggak suka kamu pulang malem,” sekarang nada bicara mama sedikit merendah.
“Alah, mah. Biasa aja deh, temen-temen Niya juga pernah keluar malem, tapi orangtuanya juga nggak ribet amat kayak mama. Ngapain juga sih, Niya kan udah gede, mah. Lagian Niya juga nggak ngelakuin hal yang negatif, kan!” kali ini suaraku bisa dibilang membentak.
“Niya! Kalau mama bilang mama nggak suka, nggak usah dilakuin!” kini mama balas membentakku, matanya melotot kearahku.
Ku tatap matanya sebentar, lalu berpaling, dan berlari kekamar.
“Lebay!” kataku sebelum berlari.
“Besok, mama ganti kunci pintunya. Kalau kamu sekali lagi pulang malam, mama nggak akan bukain pintu!” ku dengar kata-kata mama sebelum aku masuk kamar.
Ku tutup pintu kamarku dengan kasar.
“Niya!” bentak mamaku dari ruang makan.


Aku membanting tubuhku kekasur. Sialan! Gak bisa biasa aja apa? Dasar lebay! Temen-temen pada boleh pulang malem, masa aku gak boleh. Aku kan udah umur dua puluh tahun, masa masih gak boleh keluar malem! Kayak balita aja! Lebay! Huh! Aku gak betah kalo diginiin terus! Biar, aku pergi dari rumah, biar tau rasa! Aku kan juga pengen bebas! Aku secepatnya bangkit dari tempat tidur. Ku ambil beberapa potong baju, celana, dan pakaian dalamku, ku masukkan dalam tas kuliahku.

*

            Ku ambil tas berisi pakaian sudah kusiapkan semalam. Aku keluar kamar, kulihat mama sedang berada dimeja makan. Mama diam saja ketika melihatku, mungkin mama masih marah gara-gara kejadian semalam. Aku pun tidak menyapa. Aku langsung berlalu dari hadapannya. Berjalan keluar rumah tanpa pamit. Kali ini aku akan berjalan kaki! Gak pakai motor juga gak masalah! Ku cegat angkutan umum yang mengarah ke Stasiun Gubeng.

                        Hari masih pagi, namun suasana stasiun sudah ramai. Ku lihat jadwal pemberangkatan kereta. Jurusan Jogja pukul 07.00. Oke, ku beli tiketnya dan langsung masuk menuju gerbong kereta yang sudah siap dengan penumpang yang berjubel. Maklum kereta ekonomi. Aku berjalan dari gerbong kegerbong mencari tempat duduk yang kosong. Nihil. Terpaksa berdiri untuk sementara waktu, paling tidak kau nantinya ada yang turun. Panas, sumpek, rebut, semua jadi satu dalam kereta. Entahlah, kenapa pihak stasiun tidak membatasi jumlah tiket penjualan sesuai dengan kuota normal kereta api ini. Apa memang pihak stasiun ingin mendapat untung lebih banyak, atau mereka tidak mau tahu yang penting asal menjual, atau banyak dari penumpang yang tidak bertiket. Apa mungkin demi uang beberapa puluh ribu saja, pihak stasiun memperbolehkan penumpang hingga melebihi kuota. Bukankah ini berbahaya. Benar-benar seperti bisnis nyawa dalam kereta. Entahlah! Yang pasti aku sekarang sedang berdiri diantara puluhan atau bahkan ratusan penumpang lain yang juga berdiri, belum lagi para penjual dalam kereta yang tetap berjalan keliling menjual dagangannya meski jelas-jelas kereta sudah sesak dan susah untuk dipakai berlalu-lalang.

            Angin semilir dari jendela kereta membuat rambut pendekku menari naik turun. Masih sampai daerah Sepanjang. Banyak anak-anak, bapak-bapak pengamen yang sedari tadi berusaha mencari receh ditengah sesak orang. Tapi belum ada satupun yang ku beri. Bukannya pelit, tapi aku malas merogoh saku celana jeansku ditengah himpitan banyak orang. Tapi tiba-tiba ada dua bencong mengamen. Mereka berkerudung. Menyanyikan lagu dangdut yang lagi booming saat ini dengan gaya mereka. Aku hampir tertawa, tapi ku tahan. Buru-buru aku mengambil uang receh yang ada disaku celana. Kutemukan uang lima ratus rupiah. Kuberikan pada mereka, meski mereka tidak berniat mengamen kepadaku.

Matahari sudah diatas ubun-ubun. Oh, my God! Panasnya minta ampun! Untung saja aku memakai t-shirt biru kesayanganku yang kainnya dapat menyerap keringat dengan baik. Seseorang mengemasi tas ranselnya dan berdiri, sepertinya waktunya akan turun. Aku segera menggantikan tempat duduknya. Akhirnyaaa… aku bisa duduk. Kulihat jam tangan putihku kado ulang tahun pemberian mama, pukul sebelas lebih sepuluh menit. Kakiku benar-benar terasa kaku setelah beberapa jam dipaksa untuk berdiri. Beberapa menit kemudian kereta memperlambat lajunya, lalu berhenti disebuah stasiun. Aku tak tahu. Ku lihat sekeliling stasiun yang pandangannya dapat kujangkau dari arah tempat dudukku. Sudah sampai Solo. Mungkin kurang satu atau dua jam an lagi untuk sampai di Jogja.

Kira-kira lima belas menit kemudian kereta berjalan lagi. Aku benar-benar lelah. Semalam jam tidurku kurang, belum lagi aku harus berdiri beberapa jam dalam kereta. Dan aku mulai mengantuk saat angin sepoi-sepoi mulai meniup masuk dalam kereta. Kuletakkan tasku disebelahku dan kupakai tumpuan untuk tidur sebentar.

*

            Aku terjingkat dari tidurku, segera kulihat tasku. Masih ada disebelahku. Banyak orang bersiap-siap untuk turun. Kulihat stasiun yang familiar. Ternyata aku sudah sampai di Stasiun Lempuyangan. aku tersenyum. Aku berhasil menakhlukkan perjalan Surabaya-Jogjakarta dengan menggunakan kereta ekonomi seorang diri. Lalu aku turun dari kereta. Menghirup nafas panjang. Lega rasanya. Kulihat orang-orang sibuk dengan perjalanannya masing-masing distasiun. Sekarang aku akan mencari becak untuk menuju jalan Malioboro dan mencari penginapan disana. Aku melangkah didepan orang-orang penjual sate ayam dipinggir-pinggir stasiun. Tapi kuputuskan untuk ketoilet terlebih dahulu. Untuk sekedar buang air kecil dan cuci muka. Namun saat aku keluar dari toilet, ku lihat ada sorang gadis kecil yang terlihat kebingungan. Mungkin sekitar umur delapan tahunan. Gadis cantik dengan dress berwarna pink. Kudekati dia yang hampir menangis.
“Kenapa, dek?” aku jongkok didepan gadis itu.
“Ibuk mana?” dia setengah menangis.
“Loh, kamu hilang? Namamu siapa?” tanyaku meredakan tangisnya.
“Rina,” jawabnya sesenggukan.
“Kakak anter ketempat informasi, yah? Biar dicarikan ibumu,” hiburku.
Dia mengangguk. Lalu kugandeng tangannya. Tapi beberapa langkah kemudian seorang wanita berlari kearah kami.
“Rina!” katanya ditengah larinya.
“Ibuk!” jawab Rina.
Lalu aku melepaskan gandengannya. Ibunya menghapiri dan memeluknya. Kulihat ibunya menangis. Memeluk anaknya erat-erat. Terus menangis.
“Ibuk minta maaf, nduk,” kata ibunya seraya menciumi pipi Rina.
Lalu ia kembali memeluk putrinya.
Entah kenapa tiba-tiba aku seperti melihat sesuatu dipikiranku. Aku teringat sebuah kenangan yang sempat bertahun-tahun kulupakan. Dan kenangan itu muncul kembali. Terlihat jelas dimataku. Aku… aku dulu pernah menjadi seorang Rina. Aku dulu pernah hilang saat mama mengajakku kepasar.
“Mbak, makasih, yah…” kata-kata wanita berumur 30 tahunan itu membuyarkan pikiran flashbackku.
“Oh, iy-iya, bu. Mari, bu,” kataku dengan suara yang entah kenapa menjadi bergetar karena memory lama itu. Kemudian aku berlalu.

Aku berjalan kepinggir, bersandar kedinding. Mencari tumpuan tubuhku yang gemetaran. Aku kembali menyusun pikiranku yang terbuyarkan tadi. Kini aku masih dapat melukis dengan jelas wajah takut mama saat ia kehilanganku. Aku bisa merasakan butiran-butiran bening nan suci yang keluar dari mata mama saat ia menemukanku. Aku masih ingat saat mama menemukanku, ia menciumi pipiku dengan rasa kekhawatiran. Dan aku ingat jelas bagaimana hangat dan tentramnya pelukan mama saat menemukanku dalam keadaan takut dan ia berusaha menenangkanku dalam ketakutannya sendiri. Aku bisa merasakannya. Aku bisa merasakan bagaimana takutnya mama kehilanganku. Mungkin saja. Mungkin saja kemarin malam mama merasakan hal itu lagi. Mungkin mama marah karena mama takut kehilanganku untuk kedua kalinya. Mungkin saja mama khawatir sesuatu yang buruk terjadi padaku. Mungkin saja mama takut untuk tak bisa mendengar suaraku lagi, tak bisa melihat senyumku lagi, tak bisa menciumiku lagi, tak bisa menenangkanku dengan pelukannya lagi. Mungkin saja mama terlalu menyayangiku sampai ia terlalu takut untuk kehilanganku. Dan aku… bagaimana denganku? Sekarang aku berdiri disini. Mencoba meninggalkan orang paling mulia dan yang paling mencintaiku. Bagaimana aku bisa begini? Berencana membuat menangis wanita yang tak pernah ingin melihatku menangis. Makhluk macam apa aku ini? Ya, Allah! Mama! Maafkan aku…

            Lama aku terdiam dalam pikiranku, dalam tangisku. Ku usap air mataku, namun kemudian ada susulan air mata lagi yang terjatuh. Ku usap lagi. Dan kutahan sekuat tenaga air mata yang akan jatuh berikutnya. Lalu aku bangkit dan keluar stasiun. Beberapa tukang becak mencoba menawarkan jasanya untuk mengantarku ketempat tujuan, namun ku tolak dengan sebaik mungkin. Langkahku menuju pintu masuk stasiun. Ku cermati jadwal pemberangkatan menuju Surabaya. Ku temukan. Pukul 14.00. ku liha jam tanganku, jam satu lebih dua puluh menit. Aku segera membeli tiket, dan bergegas masuk kembali kedalam peron, menunggu keretaku untuk kembali ke Surabaya.

*

            Kamar itu benar-benar sunyi. Terdengar suara lirih seorang wanita yang sedang shalat. Diakhir shalatnya wanita itu berdzikir. Kemudia mencurahkan isi hatinya kepada Sang Maha Penciptanya.
“Ya Allah, hamba tidak pernah bermaksud kasar dengan anak hamba. Aku hanya takut sesuatu yang burk terjadi pada anak hamba, ya Allah. Hamba benar-benar takut. Benar-benar takut!” wanita itu menangis, “Lindungilah anak hamba dari segala niat jahat dan segala bahaya, beri dia keselamatan dunia akhirat, berilah dia jalan yang lurus, dan selalu akan diri-Mu, ya Allah. Amin.” isaknya dalam doa.
            Beberapa menit kemudian, wanita itu bangkit dari duduknya dan menuju dapur. Mengambil beberapa bahan dari coolkas. ‘aku akan memasak masakan kesukaan Niya,’ batinnya sambil tersenyum.

*

            Alhamdulillah, sudah sampai Surabaya. Kulihat jam dinding besar yang tergantung didinding stasiun. Jam Sembilan lebih seperempat. Aku berlari keluar stasiun. Menunggu angkutna umum yang menuju kearah rumahku dengan tidak sabar. Kulihat angkutanku datang. Ku cegat, dan segera aku masuk. Perjalanan pulang ini terasa begitu lama. Angkuta tumpanganku berhenti pas didepan gang rumahku. Aku bergegas turun dan berlari . sampai tiba ak didepan rumah. Kulihat jam tanganku. Sudah pukul sepuluh kurang. Aku membuka pintu.
“Assalamualaikum, Mah!” salamku.
Aku segera berlari masuk rumah.
“Mamah?” ku cari mamaku.
Dan kutemukan ia tengah duduk dimeja makan. Beliau berdiri, menatapku khawatir. Aku segera memeluknya. Memeluk erat. Aku menangis.
“Mah, maafkan Niya, Mah,” tangisku dalam peluknya.
Mama balas memelukku. Pelukannya nmasih terasa hangat dan tentram. Ia mengusap kepalaku.
“Niya, minta maaf, mah. Niya udah kasar sama mama kemaren. Niya salah, Mah. Niya minta maaf,” aku semakin menangis.
“Iya, sayang. Sama-sama, Mama juga minta maaf kalau Mama terlalu banyak melarangmu, itu karena Mama sayang sama kamu, nak,” suara mama bergetar. Sepertinya menangis tapi beliau menahannya.
“Nggak, Mah. Niya yang salah. Niya minta maaf,” kucium pipi mama.
Mama mencoba menenangkan tangisku dan menahan air matanya. Ia mengusap rambutku lalu kepipi, kemudian tersenyum.
“Oiya, Mama sudah bikinin makanan kesukaanmu. Makan, yuk,” tangan mama menuntunku ke meja makan.
Ku makan masakan mama dengan lahap, tanpa sisa. Mama tersenyum melihatku yang dengan lahap memakan masakannya. Ku lirik jam dinding ruang makan. Sudah jam dua belas malam. Sebentar lagi sudah dini hari. Aku baru ingat sekarang tanggal 21 Desember. Sebentar lagi tanggal 22 Desember, Hari Ibu. Kudekati mama yang duduk dikursi depanku. Aku duduk dibawahnya. Ku genggam tangannya yang hangat.
“Selamat Hari Ibu, Mah,” kataku lalu mencium tangan mama.
Mama mengusap kepalaku, “Terimakasih, sayang,”.

            Ya Allah, berilah Mama umur panjang dan kesehatan. Agar beliau akan selalu bisa menasihatiku saat jalanku tak terarah, dan selalu mengingatkanku kepada-Mu, ya Allah. Amin…

*

            

Senin, 14 November 2011

Adhitia Sofyan - Blue Sky Collapse



As I walk to the end of the line
I wonder if I should look back
To all of the things that were said and done
I think we should talk it over

Then I noticed the sign on your back
It boldly says try to walk away
I go on pretending I’ll be ok
This morning it hits me hard that

Still everyday I think about you
I know for a fact that’s not your problem
But if you change your mind you’ll find me
Hanging on to the place
Where the big blue sky collapse

As I stare at the wall in this room
The cracks they resemble your shadow
When everyday I see time goes by
In my head everything stood still

I’m waiting for things to unfreeze
Till you release me from the ice block
It’s been floating for ages washed up by the sea
And it’s drowning, thought you should know that

You see people are trying
To find their way back home
So I’ll find my way to you

Minggu, 13 November 2011

Mitos & Fakta Tentang CINTA




Berbagai mitos tentang cinta telah beredar selama berabad-abad. Namun tak semua mitos tersebut benar. Berikut beberapa mitos yang ada serta faktanya.

Mitos : Cinta saja sudah cukup sebagai dasar berhubungan
Fakta : Dalam memilih pasangan, banyak orang yang mengedepankan perasaan cinta yang menggebu-gebu. Hal itu tidak salah, namun saat ingin menjalin hubungan yang lebih serius misalnya pernikahan, sekadar perasaan cinta yang menggebu saja tidak cukup. Layaknya tanaman, cinta pun membutuhkan nutrisi untuk menjaganya tetap hidup. Kepercayaan, toleransi, intimasi serta komitmen adalah nutrisi utama bagi perasaan cinta. Jika Anda hanya merasakan cinta, tanpa diikuti oleh nutrisinya, maka dapat dipastikan, perasaan itu tak akan bertahan lama.

Mitos : Cinta tak perlu dipelajari
Fakta : Cinta juga perlu dipelajari. Jika Anda menganggap cinta saja sudah cukup, maka secara otomatis Anda dan pasangan tak akan pernah belajar untukberkomunikasi dan menyelesaikan masalah. padahal, sebesar apapun cinta Anda, kerikil dalam hubungan tak akan bisa dihindari. Namun ketika badai dahsyat yang menguji cinta Anda bisa dilewati, maka ikatan Anda dan pasangan makin kuat. Oleh karena itu, jangan jadikan perasaan cinta Anda alasan untuk berhenti belajar dan mengenal pasangan lebih dalam.

Mitos : Pasangan tak akan berubah sampai kapanpun
Fakta : Setiap orang akan mengalami perubahan seiring berjalannya waktu. Dulu si dia sering menulis puisi bagi Anda, namun kini, SMS romantis pun tak pernah ada. Anda tak bisa menahan perubahan tersebut. Yang bisa Anda lakukan adalah menyesuaikan diri dengan perubahan yang ada maka Anda akan berbahagia. Lagipula, apakah cinta si dia hanya bisa dibuktikan lewat puisi-puisinya saja?

Mitos : Pasangan sempurna akan membuat Anda bahagia
Fakta : Tak ada seorangpun yang sempurna. Seperti kata pepatah, jangan menghabiskan waktu Anda untuk mencari orang yang sempurna. Tapi carilah seseorang yang bisa menyempurnakan kehidupan Anda. Si dia mungkin tak seganteng Brad Pitt, tak sekaya Donald Trump dan rambutnya tak setebal Sharuk Khan. Tapi kesabarannya dapat membuat hati Anda tenang setiap saat. Itulah pasangan yang 'sempurna'.

Mitos : Pernikahan adalah prestasi
Fakta : Jangan pernah terganggu dengan status sahabat yang sudah menikah. Menikah bukan prestasi. Memiliki suami bukan berarti Anda memiliki kelebihan dari wanita lain. Ketimbang putus asa karena status single, lebih baik buka pikiran Anda menjadi lebih positif. Aura dan emosi positif justru akan membuat Anda semakin menarik. Dan jika saatnya tepat, seorang 'pangeran' akan datang dan meminang Anda.

Selamat berbahagia.

Sabtu, 12 November 2011

Psikotest Cinta (buat seru-seruan doank)



Silahkan Baca Baik-baik dari awal dan ikuti instruksi yang diberikan; Tapi mikirnya jangan lama-lama, apa yang ada di hati aja ! tapi itu bukan berarti asal-asalan loh!!

Psikotest ini diambil dari email internet, diterjemahkan oleh orang tersebut dari bahasa asalnya Jepang. Anda akan menemukan hasil yang mengejutkan. Orang yang memikirkan game ini, konon sesudah membaca mail ini, harapannya dapat terkabul. Pasti Anda terkejut melihat hasilnya!!

Cuma janji dulu!

JANGAN MEMBACA JAWABAN DIBAWAHNYA TERLEBIH DAHULU.
ISI DULU INSTRUKSI YANG DIMINTA.
BACA SATU PARAGRAF DEMI SATU PARAGRAF.

Pertama-tama siapkan bolpoint dan kertas.

Waktu memilih nama, anda harus memilih orang yang Anda kenal. Jangan terlalu banyak mikir. Tulislah apa yang ada dikepala kamu.
INGAT! Maju satu paragraf per paragraf.
Kalau kamu membaca kelanjutannya. psikotest ini dianggap gugur.

1. Pertama-tama tulis angka 1 sampai sebelas di kertas kamu secara vertikal (atas ke bawah)

2. Tulis anka yang paling kamu suka (antara 1-11) di sebelah angka No.1 dan No.2 (yang tadi kamu buat).

3. Tulis 2 nama orang (lawan jenis) yang kamu kenal, masing-masing di No.3 dan No.7

4. Tulis 3 nama orang yang kamu kenal dekat di No.4, 5, dan 6. Disini kamu boleh menulis nama orang di keluarga, teman, kenalan. Siapapun Ok. Cuma harus yang kamu kenal.

5. Di No.8, 9, 10, 11 kamu tulis nama judul lagu yang paling kamu sukai saat ini yang berbeda-beda.



Disini jawabannya 

Nah, dibawah ini ada jawaban dari psikotest nya.
Mudah-mudahan cocok jawabannya.

1. kamu harus memberitahu ke orang yang kamu tulis di No.7 tentang psikotest ini.
2. Orang yang kamu tulis di No.3 adalah orang yang kamu cintai.
3. Orang yang kamu tulis di No.7 adalah orang yang kamu suka tapi bertepuk sebelah tangan.
4. Orang yang kamu tulis di No.4 adalah orang yang kamu rasa paling penting bagi kamu.
5. Orang yang kamu tulis di No.5 adalah orang yang paling mengerti kamu.
6. Orang yang kamu tulis di No.6 adalah orang yang membawa keberuntungan pada kamu.
7. Lagu yang kamu tulis di No.8 adalah lagu yang ditujukan untuk orang No.3
8. Lagu yang kamu tulis di No.9 adalah lagu yang ditujukan untuk orang No.7
9. Lagu yang kamu tulis di No.10 adalah lagu yang menuliskan apa yang ada di ati kamu.
10. Terakhir, Lagu yang kamu tulis di No.11 adalah lagu yang menuliskan hidup kamu.

Nah, bagaimana? hasilnya sesuai gak? klo gak sesuai ya gak usah dipikirin namanya juga buat seru-seruan, klo kamu suka beritahu temen kamu ya buat ikutan !
^^

Koran Dengan Judul yang Konyol !!!















Hanya ada di Indonesia !!!

1. Hanya di Indonesia yang jual es

panas

2.
Hanya di Indonesia anak majikan dianggep herder

3.
Hanya di Indonesia binatang malu di foto ama manusia

4.
Hanya di Indonesia orang bisa jadi polisi dan tukang becak dalam waktu yg
bersamaan

5.
Hanya di Indonesia ada Anjing yg berani gigit ketua RT

6.
Hanya di Indonesia Nokia mendistribusikan
produk sendalnya

7.
Hanya di Indonesia kasih sayang seorang ibu bisa kalah dengan kasih sayang
seorang pembantu

8.
Hanya di Indonesia ada orang yg curhat saat banjir

9.
Hanya di Indonesia yang mempuyai kembaran Presiden US

10.
Hanya di Indonesia ada yang bisa menyaingi KFC (Kentucky Fried Chicken)

11.
Hanya di Indonesia yg memadukan IT dengan cara Tradisional

12.
Hanya di Indonesia kita bisa nabung sembari makan bakso

13.
Hanya di Indonesia ada Bis Kota yg bisa dimakan

14.
Hanya di Indonesia penulis puisi menjadi supir truk

15.
Hanya di Indonesia ada minuman berdosa

16.
Hanya di Indonesia orang dilarang untuk tidur di bawah mobil

17.
Hanya di Indonesia ada yg jual switter

18.
Hanya di Indonesia motornya bisa dinaiki lebih dari 5 orang

19.
Hanya di Indonesia yang punya nama tempat seperti ini

20.
Hanya di Indonesia kotak suratnya sebesar gini

21.
Hanya di Indonesia ada larangan merokok seperti ini

22.
Hanya di Indonesia ada cabang Starbucks Coffee buat kalangan bawah

23.
Hanya di Indonesia yang pakai peringatan meyakinkan pembelinya seperti
ini

24.
Hanya di Indonesia ada asbak terbesar sejagat raya

25.
Hanya di Indonesia bisa parkir seenaknya

26.
Hanya di Indonesia ada saingan Mak Erot

27.
Hanya di Indonesia Blackberry mengeluarkan produk sandalnya

Gimana gan??? Makin cinta kan sama Indonesia???