Jumat, 30 November 2012

Penjelasan Kesurupan Secara Ilmiah



Individu dan Kelompok sekuler, skeptik dan liberal yang tidak percaya adanya setan dan jin percaya kalau kesurupan hanyalah masalah mental dan fisik.

Sedikit yang mencoba mendalami lebih jauh masalah ini. Tapi apakah hal ini memiliki basis di kenyataan?
Kesurupan bagi mereka disebabkan oleh:
1.      Gangguan otak, seperti sindrom Gilles de la Tourette, epilepsi, gangguan identitas disosiatif atau
2.      Penyakit mental, seperti schizophrenia, psikosis, histeria, mania, atau
3.      Orang yang otaknya kurang lebih sehat tapi sayangnya tersedot dalam permainan peran sosial dengan konsekuensi yang sangat tidak nyaman, seperti remaja yang hanya dapat mengatakan hal-hal tabu jika ia kesurupan
Ada satu jenis kesurupan yang tidak terlalu akrab kita dengar, yaitu kesurupan teritualisasi. Gangguan otak dan penyakit mental mungkin dapat menjelaskan kenapa seseorang bisa kesurupan tiba-tiba, tapi bagaimana dengan orang yang ingin kesurupan, melakukannya lewat ritual, dan akhirnya benar-benar kesurupan?

Kesurupan yang disengaja

Profesor Michelle Crepeau mengajukan hipotesis adanya CPG atau Central Pattern Generator di otak manusia. CPG adalah bagian yang bertanggung jawab atas I-function, atau ke-saya-an. Saat kemasukan, CPG menjadi padam. Tindakan ritual yang dilakukan, misalnya oleh dukun, untuk menjadi kesurupan sesungguhnya adalah sebuah mekanisme untuk memadamkan CPG di dalam otaknya.
Solusinya adalah eksperimen, bukan semata pengamatan. Melakukan eksperimen bukanlah hal yang mudah karena konteks dari ritual kesurupan yang religius.
Seorang pakar psikologi dan ilmu syaraf dari Jepang, Manabu Honda, telah melakukannya bersama rekan-rekan penelitinya tahun 2000. Beliau melakukan eksperimen dalam upacara adat di Bali yang disebut Kerauhan. Banyak orang sehat disini mengalami kerasukan. Ia sudah pernah di dokumentasikan lewat film oleh Margaret Mead dan Gregory Bateson, namun keberadaannya belum terbukti secara ilmiah. Honda dan teman-temannya mencoba mendekati masyarakat Bali untuk melakukan eksperimen ini.
Bagaimana mungkin orang Jepang bisa mendapat kepercayaan masyarakat Bali untuk mengukur gelombang otak mereka saat mereka kerasukan? Bukankah ini ritual adat yang suci? Mengesankannya, Honda dan rekan-rekannya membangun kepercayaan ini selama lebih dari sepuluh tahun! Akhirnya masyarakat mempercayai mereka untuk mengakses para subjek yang ikut serta dalam upacara adat ini.
Honda dan kawan-kawannya menggunakan sistem telemetri Elektro Encephalogram  (EEG) multi channel portabel untuk mengukur gelombang otak dari 24 orang-orang yang kesurupan saat upacara adat ini. Mereka berhasil untuk pertama kalinya menunjukkan kalau fungsi otak ternyata berubah menjadi tidak biasa saat seseorang kerasukan. Kekuatan pita gelombang otak theta dan alpha dari orang yang kesurupan ternyata meningkat secara signifikan. Gelombang ini tetap tinggi selama beberapa menit setelah mereka sadar dari kesurupan.
Bukan hanya itu, mereka yang kesurupan memiliki tingkat konsentrasi beta-endorphin, dopamine dan noradrenalin yang tinggi. Ketiga zat ini merupakan narkotika endogen, artinya narkotika yang dibuat oleh otak sendiri.
Honda dan kawan-kawannya menyimpulkan kalau kondisi ini diaktifkan oleh suara alunan gamelan Bali yang mengandung beberapa sinyal yang tak terdengar tapi dapat memacu kerja syaraf.
Penelitian Honda dan rekan-rekannya menunjukkan kalau setidaknya, kesurupan tipe ritual merupakan semacam hiburan seperti halnya dansa atau musik dimana orang terlarut di dalamnya. Sayangnya, eksistensi dari ke-saya-an yang diajukan Crepeu masih kabur.
Fenomena kesurupan tampak sebagai sifat kebudayaan manusia yang universal dan ditemukan di setiap benua dan setiap waktu. Sebagai contoh, Bourguignon (1973, 1976) melakukan survey pada 488 kelompok masyarakat, dan menemukan kalau 90% nya memiliki bentuk pola budaya yang memuat kondisikesadaran berubah. Keyakinan pada kesurupan sebagai masuknya jiwa lain ke dalam tubuh ditemukan dalam 74% sampel dan ritual kesurupan ditemukan dalam 52% sampel.

Kesurupan yang tidak disengaja

Lebih sulit lagi untuk melakukan eksperimen untuk kerasukan yang tidak ritualistik, seperti kesurupan massal mendadak yang sering terjadi di SMP kita. Ia tidak terduga kapan datangnya. Kesulitan ini membutuhkan kerjasama antara antropolog dan ahli syaraf yang sayangnya masih sulit dilakukan. Di satu sisi, para antropolog umumnya hidup di daerah terpencil yang minim teknologi. Di sisi lain, para ahli syaraf umumnya hidup di daerah modern yang kaya teknologi modern. Langkah ini baru saja dicoba untuk di jajaki pada awal abad ke-21.
Jika neurologi dan antropologi kesulitan, bagaimana dengan psikologi? Dua orang psikolog dari Singapura, Beng-Yeong Ng dan Yiong-Huak Chan baru saja berhasil menentukan faktor-faktor psikosial yang menyebabkan seseorang dapat mengalami kesurupan. Mereka melakukan wawancara mendalam terhadap 58 orang pasien yang pernah mengalami kesurupan dan membandingkannya dengan 58 pasien yang mengalami depresi berat. Mereka menemukan kalau orang yang sering mengalami kesurupan adalah orang yang memiliki masalah dalam isu agama dan budaya; terpaparkan pada kondisi trans (kesurupan disengaja) dan memiliki peran sosial sebagai seorang rohaniawan atau pendamping seorang rohaniawan.
Penelitian oleh Albert C Gaw dan kawan-kawan di China membenarkan kondisi ini. Mereka menambahkan data mengenai apa yang terjadi saat seseorang kesurupan. Berdasarkan wawancara terhadap 20 orang yang pernah kesurupan mereka memperoleh data sebagai berikut : 19 kehilangan kendali atas tindakan, 18 mengalami perubahan perilaku atau bertindak berbeda, 12 kehilangan kesadaran atas sekelilingnya, 11 kehilangan identitas pribadi, 10 kehilangan kemampuan membedakan antara kenyataan dan fantasi, 10 mengalami perubahan nada suara, 9 mengalami perhatian yang tidak fokus, 9 mengalami kesalahan dalam menilai, 8 mengalami kesulitan berkonsentrasi, 7 kehilangan kemampuan menilai waktu, 7 kehilangan ingatan, 6 kehilangan kemampuan merasa sakit dan 4 percaya kalau dirinya berubah ujud.
Dilihat dari agen yang merasuki, sembilan dirasuki oleh orang yang telah meninggal, lima oleh dewa/mahluk ghaib yang baik, empat oleh roh hewan, dan 2 oleh setan. Satu tidak tahu siapa yang merasukinya. Lima melaporkan dimasuki oleh lebih dari satu agen. Satu percaya kalau ia dirasuki oleh beberapa orang yang telah meninggal, yang lain percaya kalau ia dirasuki oleh lebih dari satu mahluk halus seperti dewa baik dan setan yang memasuki dirinya serentak. Gaw et al bahkan menambahkan bukti dari luar sampelnya kalau di China, seseorang bahkan bisa kesurupan benda mati, seperti batu dan kayu.
Peneliti Indonesia, Luh Ketut Suryani, dan seorang peneliti barat, Gordon D Jensen menyimpulkan kalau fenomena kesurupan memiliki analog paling sesuai dengan fenomena MPD (Multiple Personality Disorder).  Perbedaannya, kesurupan sangat erat kaitannya dengan kebudayaan. Hal ini bisa dibilang berlaku pula pada MPD, karena fenomena MPD terjadi di satu kebudayaan saja, yaitu kebudayaan barat. Dengan kata lain, MPD adalah salah satu contoh fenomena yang melatarbelakangi kesurupan pula.
Gaw et al menggabungkannya dalam satu istilah: penyakit atribusi. Penyakit atribusi ini termasuklah susto di Amerika Latin dimana seseorang merasa dirinya sangat ketakutan, hwa-byung dari Korea dimana seseorang merasa dirinya sangat marah, dan kesurupan dimana seseorang merasa dirinya dimasuki mahluk asing.
Gregory P Garvey menyarankan kalau kesurupan sebenarnya sama saja dengan latah. Kami telah membahas tentang latah sebelumnya. Dan latah terjadi tergantung kebudayaan. Satu hal yang sama antara latah dan kesurupan, keduanya lebih sering terjadi pada wanita dari latar belakang pendidikan yang rendah.
Dan kembali, ia menjadi sebuah masalah psikologis yang masih belum dipahami dengan jelas, kecuali dengan pemberian istilah baru agar terlihat ilmiah. Gangguan disosiatif istilahnya.
Walau begitu, basis ilmiah dari dugaan tersebut memiliki dasar yang kuat,. Setidaknya ada tujuh jenis gangguan syaraf yang dapat diasosiasikan dengan kesurupan yang tidak disengaja. Gangguan Syaraf ini antara lain :
1. Sindrom Gilles de la Tourette = Sebuah penyakit kerusakan otak yang dicirikan dengan keluarnya kata-kata tabu secara tidak terkendali dan begitu mudahnya orang tersebut mengulangi kata-kata orang lain (latah) serta gerakan yang tak terkendali. (Bacaan lanjut : Netsains)
2. Epilepsi = Sebuah penyakit yang disebabkan pelepasan listrik berlebihan di otak dan dicirikan kejang mendadak (sawan).
3. Gangguan Identitas Disosiatif = Disebut juga Kepribadian Ganda (MPD). Kemungkinan disebabkan oleh perubahan arah aliran darah di otak atau volume hippocampus dan amygdala yang kecil di otak. Dicirikan perubahan kepribadian seseorang menjadi orang dengan identitas berbeda.
4. Schizophrenia = Perbedaan kimiawi otak yang berakibat pada pecahnya hubungan  antara kemampuan kognitif dengan emosional. Akibatnya penderita tidak memiliki basis logika untuk tindakannya. Walaupun emosinya tidak dapat diprediksi, seorang schizo dapat sangat cerdas karena kemampuan kognitifnya tidak dipengaruhi oleh emosi.
5. Psikosis = Kerusakan otak / penyalahgunaan narkotika yang berakibat pada pecahnya hubungan antara dunia nyata dan imajinasi. Merupakan gejala paling umum ditemukan di masyarakat. Seseorang dapat merasa dirinya di dunia nyata padahal sedang berkhayal, begitu juga sebalinya.
6. Histeria = Reaksi emosional negatif atau ketakutan berlebih yang semakin menjadi-jadi, baik secara individu maupun massal. Hal ini disebabkan kesamaan pengalaman terutama trauma yang terjadi pada kelompok (jika massal) atau munculnya pemicu ingatan terhadap trauma di masa lalu. Paling banyak terjadi pada perempuan.
7. Mania = Reaksi emosional positif atau kegembiraan berlebih yang semakin menjadi-jadi. Tidak diketahui apakah dapat bersifat massal atau tidak. Pemicu utama mania adalah insomnia atau kesulitan tidur.
Kesurupan yang tidak disengaja tampaknya dapat dijelaskan berdasarkan salah satu dari tujuh gejala syaraf di atas atau kombinasi di antaranya. Bila kita telah mampu menyelidiki penyebab neurologis atau genetik seseorang yang mengalami kesurupan, terutama saat kesurupan tersebut terjadi, maka kita dapat memberikan urutan ke-8 atau semata meletakkan kesurupan dalam salah satu dari tujuh gangguan di atas.

Kesimpulan

Kita telah banyak belajar mengenai faktor-faktor gender, pendidikan, dan psikososial yang mempengaruhi kesurupan, perasaan yang timbul saat kesurupan, zat kimia dan pola gelombang otak yang muncul saat kesurupan dan metode untuk menyebabkan seseorang kesurupan (walaupun hanya berupa ritual spesifik budaya, bukannya metode ilmiah universal). Walau begitu, kita masih belum punya teori yang menjelaskan bagaimana proses neurologis yang membuat kesurupan dapat terjadi. Termasuk kategori apakah ia dalam klasifikasi penyakit kejiwaan dan mungkinkah kita mampu mensimulasikannya di laboratorium (seperti pada fenomena keluar dari tubuh). Tentang pertanyaan apakah orang yang kesurupan memang dirasuki mahluk halus, kita tidak ada bukti yang membutuhkan penjelasan yang melibatkan mahluk halus. Bukti-bukti ilmiah dari psikologi, ilmu syaraf, antropologi dan kedokteran masih  mampu untuk menjelaskan kesurupan sebagai fenomena alamiah manusia. Ataukah frase ‘sudah mampu’ lebih pantas dipakai daripada ‘masih mampu’? Itu kembali dari posisi awal kita di awal artikel ini. Jika anda sekuler, skeptik atau liberal, frase ‘sudah mampu’ tampaknya lebih cocok dipakai.
Referensi
3. Iga Dwi Sanjaya Putra. 2010. ‘Kerauhan’, Sugesti dalam Balutan Religi
4.    Kawai N, Honda M, Nakamura S, Samatra P, Sukardika K, Nakatani Y, Shimojo N, Oohashi T (2001)Catecholamines and opioid peptides increase in plasma in humans during possession trances.Neuroreport 12:3419-3423.
5.    Oohashi T, Kawai N, Honda M, Nakamura S, Morimoto M, Nishina E, Maekawa T (2002)Electroencephalographic measurement of possession trance in the field. Clin Neurophysiol 113:435-445.
6.    Oohashi T, Nishina E, Honda M, Yonekura Y, Fuwamoto Y, Kawai N, Maekawa T, Nakamura S, Fukuyama H, Shibasaki H (2000) Inaudible highfrequency sounds affect brain activity: hypersonic effect. J Neurophysiol 83:3548-3558.
7. Stefano Ferracuti; Roberto Sacco. 1996. Dissociative Trance Disorder: Clinical and Rorschach Findings in Ten Persons Reporting Demon Possession and Treated by Exorcism. Journal of Personality Assessment, Volume 66, Issue 3 June 1996 , pages 525 – 539
8.    Bourguignon, E. (Ed.). (1973). Religion, altered states of consciousness, and social change. Columbus, OH: Ohio University Press.
9.    Bourguignon, E. (1976). Possession. Prospect Hills, IL: Waveland Press
11. Bourguignon E and Peitay L. Transcult Psychiatr Res (New Series) 2, 13±15 (1965).
12. Wikipedia. 2010. Spirit possession
13. Beng-Yeong Ng, Yiong-Huak Chan. 2004.Psychosocial stressors that precipitate dissociative trance disorder in Singapore. Australian and New Zealand Journal of Psychiatry. Volume 38, Issue 6, pages 426–432, June 2004
14. Luh Ketut Suryani, Gordon D. Johnson. 1994. Trance and Possession in Bali: A Window on Western Multiple Personality, Possession Disorder, and Suicide. Oxford University Press
15. Dissociation and Second Life: Pathology or Transcendence? Gregory P. Garvey 10th Annual Planetary Collegium Interna’onal Research Conference
16. Simon Baron?Cohen, The Short Life of a Diagnosis, The New York Times, 11/10, 2009
17. Kim LI: Psychiatric care of Korean Americans, in Culture, Ethnicity, and Mental Illness. Edited by Gaw AC. Washington, DC, American Psychiatric Press, 1992
18. Trance Research. 2009. A Brief Bibliography on Trance
21. Robert T Carrol. 1994. Skeptic’s Dictionary: Exorcism.




Nenek dan Abu Dalam Guci



Nenek dan Abu Dalam Guci
            Pagi itu adalah hari istimewa bagi seorang Nenek berusia 71 tahun yang tinggal seorang diri dirumah kayu peninggalan suaminya. Setiap pagi yang selalu ia lakukan adalah me­nyapa foto yang ada disebelah ranjang kayu yang sudah mulai lapuk. Foto dirinya dan sang suami tercinta. Foto itu seolah-olah memberinya semangat . Tangan pucat dan keriput itu merapa kaca pigora kayu cokelat dengan tulisan dibawahnya “Crish & Laura”. Ia menyentuh senyum diwajah sang suami, menciptakan sesungging senyum terangkat di pipi wanita beruban itu. Lantas ia meletakkan kembali pada tempatnya dan mengambil dompet kulit milik suaminya dulu yang didalamnya terisi oleh beberapa lembar dollar, uang sisa kiriman anaknya, dan ia beranjak untuk pergi berbelanja. Tak pernah lupa, tangannya memasukkan sebuah guci bening yang berada disebelah foto tadi kedalam tasnya kemanapun ia melangkah pergi, tas pemberian suaminya di ulang tahun pernikahan emas.
*
            Mathew mengamati wajah Sara, begitu pucat, lalu berhenti di mata bulatnya. Mata itu basah, sudah benar-benar habis semangat yang ada didalam sana.
“Selamat hari Valentine, sayang,” Mathew berusaha berbicara tegar kepada istrinya yang sudah terlihat seperti mayat hidup.
Mathew menggenggam tangan Sara yang tampaknya berusaha menggapai tangannya namun tak sanggup. Tersungging senyum kecil dengan usaha yg cukup kuat diwajah Sara. Ia tahu, Istrinya bisa kapanpun meninggal karena kanker otak yang dialaminya 2 tahun terakhir ini, maka setiap hari dan setiap detik ia berusaha untuk memberi yang terbaik untuk istrinya. Dan hari ini adalah hari Valentine, ia ingin memberi sesuatu yg istimewa untuk istri yang sudah dinikahinya selama 8 tahun diumurnya ke 19 tahun. Tapi ia sudah tak memiliki cukup uang lagi untuk membeli apapun, bahkan untuk membeli makanan sehari-hari ia juga harus susah payah mencari, dan mereka juga berhenti melakukan pengobatan setelah beberapa tahun pengobatan yang menghabiskan banyak uang namun tak memberi hasil yg terang. Tapi ia terus berusaha mencari jalan keluarnya.
“Sayang, aku keluar sebentar, ya, aku akan kembali secepatnya,” kata Mathew lantas mencium kening wanita berambut pirang yang sudah menipis dan terbaring ditempat tidur.
Wanita berumur 26 tahun itu menatap mata suaminya dalam-dalam, seakan ada suatu kekhawatiran didalamnya.
*
            Laura melangkah hati-hati turun dari trotoar tepat dibawah lampu penyeberangan. Penghitung detik lampu hijau untuk penyeberang jalan masih puluhan detik lagi. Hari ini adalah hari spesial. Bukan karena hari ini adalah hari Valentine, semenjak suaminya meninggal dalam tidurnya 3 tahun yang lalu, Laura tak pernah lagi mengingat hari Valentine. Tapi hari ini adalah hari pernikahannya yang ke 54. Dan dengan sengaja ia memasak Tortilla kesukaan suaminya. Setiap ulang tahun pernikahan, mereka selalu memasak bersama untuk makanan khas Amerika Utara itu. Tanpa sadar ia mengangkat jemari tangannya dimana dijari manis itu melingkar cincin kawin mereka. Lalu ia tersenyum lemah. Tanpa ia sadari dari kejauhan ada seorang laki-laki berumur hampir 30 tahunan sedang mengamati gerak-geriknya. Laki-laki berambut ikal cokelat keemasan itu perlahan menghampirinya diam-diam.
*
            Mathew mengamati seorang nenek berumur 70 tahunan yang berada dibawah lampu penyeberangan. Nenek berambut pendek penuh uban itu sedang membawa tas belanja ditangan kanannya dan tas kecil berwarna pink ditangan kirinya. Tas situ terlihat mahal dengan logamnya yang masih berkilau. Dia berfikir pasti disana terdapat lembaran dollar yang bisa membeli beberapa keperluannya selama beberapa hari. Berkali-kali terbesit dalam fikirannya untuk merampas tas itu dari nenek tua yang terlihat sangat lemah, lantas berlari sejauh mungkin. Namun sekali lagi hati nurani nya berkata untuk jangan melakukannya. Pikiran-pikiran itu berputar-putar diotaknya. Terlalu rumit untuk diputuskan, namun ia sangat mencintai istrinya, ia ingin memberi semua yang terbaik untuk istrinya yang mungkin bisa saja besok sudah meninggal. Ia segera bergerak mendekati wanita tua itu. Dengan cepat tangannya menarik tas yang ada dibahu kiri wanita tua yang sedari tadi diamatinya. Namun tak seperi yang ia pikirkan sebelumnya, wanita itu langsung dengan kuat mempertahankan tasnya. Terjadilah adegan tarik-menarik untuk sepersekian detik. Ia melihat tangan wanita itu merogoh kedalam tasnya. Ia berfikir, pasti ia mengambil dompet yang ada didalamnya. Ia mencegahnya dengan menggoyang-goyangkan kasar pergelangan tangan wanita pemilik tas itu, tapi wanita tua itu bersikeras. Dan tampaknya bukan dompet yang ia cari sedari tadi, tapi sebuah benda bening yang tak berarti. Beberapa wanita setengah baya disekitar sudah berteriak-teriak “perampokan!” seorang wanita juga ada yang memukul-mukul punggungnya dengan tasnya. Mathew hendak berlari tanpa tas itu, namun wanita tua itu sudah melepaskan genggamannya dari tas pink nya. Lalu Mathew berlari sekuat tenaga berlari ditrotoar dengan tas pink digenggaman tangannya, menerabas pejalan kaki lainnya. Dan lari nya berakhir pada batasan trotoar dimana terdapat pertigaan jalan raya dan sebuah mobil kencang melintas tepat dihadapannya. Tersungkur, pandangannya semakin kabur, penafasannya terasa berat, pikirannya kosong sejenak, lalu hanya ada Sara istrinya yang tergambar berbaring diranjang menunggunya, Sara yang nantinya sebagai hadiah Valentine akan ia belikan obat-obatan dari resep yang ia simpan namun belum ia beli tanpa ada biaya, Sara yang tanpa ia tahu sudah pergi untuk selamanya beberapa menit yang lalu.
Beberapa orang mengerumuninya, lalu belasan orang, dan puluhan orang, namun dalam pandangannya mereka benar-benar sudah gelap. Dan disusul oleh polisi yang berjongkok disebelahnya.
Genggamannya pada tas itu kian melemah, dengan susah payah ia berucap tanpa ada kata keluar, “Sara, aku mencintaimu,”.
Lantas polisi tak bisa lagi mendeteksi nafas dan denyut nadi ditubuhnya.
*
            Laura menggenggam guci yang ada didalam tas pink nya. Tas kado ulang tahun pernikahan terakhir dari suaminya kini sudah dirampas orang. Yang tersisa dari dalam tas itu hanya guci dengan kaca bening yang ia genggang sekarang. Tulang kepala tua nya terbentur tiang lampu penyeberangan jalan dengan sangat keras saat ia melepaskan genggamannya dari tas yang direbut perampok muda itu. Seorang wanita setengah baya mendekat, mengangkat kepala Laura yang tergeletak ditrotar, menyandarkan kepala Laura pada lengannya.
“Aku sudah memanggilkan ambulans, Bu, sebentar lagi mereka akan datang,” kata Wanita berambut coklat lurus itu.

Laura sudah tak mampu berkata apapun, benturan itu cukup keras untuk wanita tua sepertinya. Ia hanya balas tersenyum lalu berusaha memeluk dengan erat guci ditangannya tadi. Angin jalanan meniup rambut tipisnya. Rasanya begitu ringan, terasa ringan seperti dilahirkan kembali. Depan matanya terlihat sinar yang menyilaukan, samar-samar terlihat siluet orang yang sangat ingin ia jumpai . Siluet itu mendekat perlahan, menutup sinar silau yang tadi ada dihadapannya . Lalu perlahan silauan itu meredup-meredup, dan gelap. Lalu kosong.
‘Chris, aku merindukanmu’ rintihnya dalam hati.
Lantas ia menghembuskan nafas terakhirnya dengan guci berisi abu jenazah Chris, suaminya dalam pelukannya.

***

50% fiksi, 50% true story

Hukuman Sang K-Pop



HUKUMAN  SANG  K-POP

               Ya ampuuuunnn… Nih orang pagi-pagi stel tipi kenceng banget, sih! Masih jam delapan pula! Ya’elah, K-Pop pula lagunya!
“Hadoooohhhh, aku bettle nih pake Khasmir, mampus!”
               Aku mkengambil MP4 mini biru, langsung sambungin ke salon kecil tapi manteb yang dipasang bunda di kamarku. Niat nya mau tidur lagi, tapi berisik juga, hufffttt… repotnya hidup dijaman K-Pop!
“Nduuukkk!” suara bunda dibalik pintu, malas-malasan aku berjalan menuju pintu.
“Apa, Bun?”
“Kamu pagi-pagi nyetel lagu beginian, gak berisik apa? The Beatles, kek, Abba, kek, berisik tau!”
“Sebelah rumah juga nyetel lagu K-Pop kenceng banget, sebel, Bun!”
“Iya, sih. Bunda juga masa tertarik sama lagu kayak gitu,”
“Lah maka dari itu,”
“Ya, kamu juga jangan ikutan nyetel lagu yang kenceng juga!”
“Iya-iya,”
               Terpaksa mengalah. Sedihnya. Tak apa lah. Ganti puter lagu Coldplay, Bunda juga suka, pasti gak ngomel. Tapi teteeep, volume harus tak terkalahkan!

*

               Kampus yang panas! Sepertinya kulitku sudah berubah jadi tempe yang tak perlu digoreng lagi. Mana pada berisik pula, nyanyi-nyanyi gak jelas.
“lagu apa’an sih?” tanyaku pada teman sebelah.
“Hah? Nggak tau? Aduuuh, kemana aja kamu, nenk” cewek berambut pirang karena cat rambut itu mulai sok tau.
Oke, aku memang gak tau, tapi aku yakin itu lagu ala K-Pop yang sekarang lagi kebetulan booming.
“Ini lagunya keresbelle!” lanjutnya lagi.
Nah loh, bener kata hati ku tadi!
“Ooo, keresbelle, aku tau itu. Yang personilnya gondrong-gondrong berkumis semacam Queen kan?” kataku asal.
“Hmmm… selalu deh!” sahutnya sewot, jadi pengen bikin dia lebih sewot lagi.
“Bukan kayak Queen, ya? Ato kayak Krush gitu?”
“Ah, tau ah!” kata Miss Korea itu sewot.
Yesss!!! Berhasil!!! Akhirnya dia sewot beneran!!!

*

               Tugas beres semua, sekarang tinggal dengerin Little Wing aransemen nya SRV, biar adem otakku . Suara gitarnya khas banget, seakan-akan sengaja senarnya dikendorin, ato apalah, gak faham aku, yang pasti suara gitar SRV itu sensual banget! Tiba-tiba suara sebelah rumah nyetel lagu pake bahasa Korea berdisko!
“Bussseeettt!!! Demam K-Pop banget nih tetangga!” kataku dengan suara keras.
Apa sih yang bikin mereka suka? Secara ya, bahasa aja udah pasti mereka gak tau artinya,bahkan nama-nama artisnya aja susah banget dilidah kita ngucapinnya. Cowok cakep itu yang bisa maen gitar kayak Jimmy Page ato main bola kayak Kaka, bukan yang joget-joget keroyokan dipanggung kayak mau tawuran! Astaga! Itu bukan music Indonesia. Musik Indonesia itu kayak Iwan Fals, Slank, Gigi, Peterpan, kenapa jadi rusak ke music Korea gini sih? Padahal Indonesia juga pnya musisi legend di dunia, Tielman Brother, tapi kenapa masih sedikit yang apresiasi? Ya Ampuuunnn…
“Aku Bettle lagi nih sama Dragonforce, mumpung Bunda gak ada dirumah! Come’on Uncle Herman Lee, Destroy them!”

*

               Tumben nih, pagi-pagi gak ada yang nyetel lagu K-Pop kenceng-kenceng? Tiap pagi kayak begini kan nyaman dikuping.
               Aku berjalan menuju ruang makan . Melewati ruang tengah dimana Bunda lagi asik-asiknya nonton infotaiment pagi. Beliau menoleh ketika mendengar langkahku.
“Nduk, ini loh, Ariel udah bebas,”
“Loh, iya tah?”
“Iya, kapan hari. Ini lagu baru nya keluar, bagus, nduk. Bunda download kan, ya?”
“Udah dengerin, Bunda?”
“Udah, tadi diputer disini. Nama band barunya Noah,”
“Oke, Bunda!!! Secepatnya download!!!”
               Syukurlah, Tuhan. Akhirnya Ariel keluar dari penjara. Musik Indonesia segera terselamatkan. Siap-siap ya buat K-Pop bakal hilang bau nya dari peradaban. Peterpan adalah Coldplay dan Oasis nya Indonesia. Welcome Noah, save our music right now! Berilah hukuman untuk sang K-Pop!

*

Bintang yang kita lihat



Kenapa bintang itu terlihat sangat kecil dari bumi ? itu ya karena letak bintang dengan bumi sangat jauh. 
bintang itu sesungguhnya adalah benda langit yang berukuran raksasa, yang berisi gas sedang terbakar dahsyat. bintang adalah bola api raksasa yg sedang menyala - nyala dengan suhu jutaan derajat . Berapakah jaraknya sehingga keliatan sangat kecil ? perlu anda semua ketahui bintang yang terdekat dengan bumi saja berjarak 8tahun cahaya. artinya cahaya saja membutuhkan waktu 8tahun untuk sampai ke bumi.. padahal kecepatan cahaya itu 300.000 km/detik.
Jadi jaraknya berapa kilometer (km)?. Kalau cahaya membutuhkan 8 tahun untuk sampai ke bumi, berarti jaraknya = 8 tahun x 365 hari x 24 jam x 60 menit x 60 detik x 300.000 km/detik =75.686.400.000.000 kilometer (km) atau sekitar 75 triliun kilometer. Sungguh jarak yg tak pernah terbayangkan oleh kita.
Mari berhitung lagi, semuanya bergantung pada pesawat yang kita gunakan. Misalnya, kita naik pesawat ulang alik seperti Challenger atau Columbia yang kecepatannya 20.000 km/h. Berapa lamakah kita sampai ke bintang tersebut? Sehari, seminggu, sebulan, setahun, seabad. kita bakal mati di tengah jalan, ternyata kita belum sampai bintang yang paling dekat itu aja kita sudah mati. setelah 428 tahun kemudian, barulah kita sampai di sana.
Jadi kalau kita lihat langit dimalam hari, sebenarnya kita bukan melihat langit yang sekarang aja. Tapi pada saat yang bersamaan kita sedang melihat langit sekarang, 8 tahun yang lalu, 100 tahun yg lalu, 1000 tahun yang lalu, 1juta tahun yang lalu, & bahkan 10 miliar tahun yang lalu.

Dan taukah bahwa matahari yang kita lihat setiap pagi itu adalah matahari 8 menit yang lalu? Kenapa seperti itu? Ya, karena sinar matahari membutuhkan waktu 8 menit untuk sampai ke bumi, yang berjarak 150 juta Kilometer (km). 
Jika memang si bintang berjarak 2,5 miliar tahun cahaya, dan dari cahaya yang kita terima sekarang disimpulkan usia bintang tersebut 2 miliar tahun (2,5 miliar tahun yang lalu), maka pada detik ini, usia bintang tersebut adalah 4,5 miliar tahun.
Jika bintang tersebut bersuhu 5800 Kelvin dan memiliki planet-planet dengan konfigurasi seperti planet di tata surya kita, maka ada kemungkinan besar, di salah satu planet bintang tersebut saat ini ada kehidupan mirip dengan di Bumi. Sayangnya akan sulit dibuktikan karena jika makhluk di sana mengirimkan sinyal ke Bumi kita, sinyal tersebut akan tiba 2,5 miliar tahun mendatang.