Rabu, 16 November 2011

My Mother is Hero

Saya punya satu Kisah Inspiratif dari seekor ibu monyet kepada anaknya ..

Pada suatu hari, seekor monyet dan anaknya pergi mencari makan dan melintasi jalan raya, pada saat itu, anak monyet yang masih balita terjatuh akibat melanggar sang pengendara motor.


Sang ibu langsung menolong anaknya yang terjatuh tersebut.


Namun, tiba-tiba datang seekor anjing yang berusaha akan memakan anak monyet tersebut.


Sang ibu yang melihat kejadian ini langsung melakukan perlawanan terhadap anjing tersebut, walaupun secara fikik mungkin sang ibu monyet akan kalah, namun atas dasar “rasa Kasih Sayangnya” maka ia beranikan diri untuk melakukan perlawanan kepada sang anjing tersebut.


Akhirnya sang anjing lari karena merasa buruannya lebih kuat dan tak mungkin untuk ia kalahkan.


Itu adalah cerita dari ibu monyet yang berjuang dengan nyawanya menyelamatkan anaknya.


Sekarang kita coba melihat pada diri sendiri. betapa besar pengorbanan ibu kepada kita. beliau rela mempertaruhkan nyawanya untuk melahirkan kita, menghabiskan waktu santainya untuk merawat kita yang masih belum bisa apa-apa, bangun ditidur malamnya yang nyenyak hanya untuk menenangkan tangis kita.
Pernahkah kita memikirkan apa yg telah diajarkan oleh seorang ibu kepada kita? Sayangilah Ibu-mu dgn sungguh-sungguh krn sorga berada di telapak kaki Ibu.

*Pernah kita ngomelin Dia ? ‘Pernah!’
*pernah kita cuekin Dia ? ‘Pernah!’

Saat kau berumur 15 tahun, dia pulang kerja ingin memelukmu.
Sebagai balasannya, kau kunci pintu kamarmu.

Saat kau berumur 16 tahun, dia ajari kau mengemudi mobilnya.
Sebagai balasannya, kau pakai mobilnya setiap ada kesempatan tanpa peduli kepentingannya.

Saat kau berumur 17 tahun, dia sedang menunggu telepon yang penting.
Sebagai balasannya, kau pakai telepon nonstop semalaman.

Saat kau berumur 18 tahun, dia menangis terharu ketika kau lulus SMA.
Sebagai balasannya, kau berpesta dengan temanmu hingga pagi.

Saat kau berumur 19 tahun, dia membayar biaya kuliahmu dan mengantarmu ke kampus pada hari pertama.
Sebagai balasannya, kau minta diturunkan jauh dari pintu gerbang agar kau tidak malu di depan teman-temanmu.

Saat kau berumur 20 tahun, dia bertanya, “Dari mana saja seharian ini?”
Sebagai balasannya, kau jawab, “Ah Ibu cerewet amat sih, ingin tahu urusan orang!”

Saat kau berumur 21 tahun, dia menyarankan satu pekerjaan yang bagus untuk karirmu di masa depan. Sebagai balasannya, kau katakan, “Aku tidak ingin seperti Ibu.”

Saat kau berumur 22 tahun, dia memelukmu dengan haru saat kau lulus perguruan tinggi.
Sebagai balasannya, kau tanya dia kapan kau bisa ke Bali.

Saat kau berumur 23 tahun, dia membelikanmu 1 set furniture untuk rumah barumu.
Sebagai balasannya, kau ceritakan pada temanmu betapa jeleknya furniture itu.

Saat kau berumur 24 tahun, dia bertemu dengan tunanganmu dan bertanya tentang rencananya di masa depan.
Sebagai balasannya, kau mengeluh, “Bagaimana Ibu ini, kok bertanya seperti itu?”

Saat kau berumur 25 tahun, dia mambantumu membiayai pernikahanmu.
Sebagai balasannya, kau pindah ke kota lain yang jaraknya lebih dari 500 km.

Saat kau berumur 30 tahun, dia memberikan beberapa nasehat bagaimana merawat bayimu.
Sebagai balasannya, kau katakan padanya,”Bu, sekarang jamannya sudah berbeda!”

Saat kau berumur 40 tahun, dia menelepon untuk memberitahukan pesta ulang tahun salah seorang kerabat.
Sebagai balasannya, kau jawab, “Bu, saya sibuk sekali, nggak ada waktu.”

Saat kau berumur 50 tahun, dia sakit-sakitan sehingga memerlukan perawatanmu.
Sebagai balasannya, kau baca tentang pengaruh negatif orang tua yang menumpang tinggal di rumah anak-anaknya.

*pernah kita mikir apa yg Dia pikirkan?
‘nggak!

* sebenernya apa yg dia pikirkan ?
‘Takut ...
- takut ga bisa liat kita senyum , nangis atau ketawa lagi.
- takut ga bisa ngajar kita lagi
Semua itu karena waktu Dia singkat..
Saat ibu menutup mata. Ga akan lg ada yg cerewet.
Saat kita nangis manggil2 dia , apa yg dia bales ?
‘Dia cuma diam...

Tapi bayangannya dia tetap di samping kita dan berkata : “anakku jangan menangis, Ibu masih di sini. Ibu masih sayang kamu..

Dan hingga suatu hari, dia meninggal dengan tenang. Dan tiba-tiba kau teringat semua yang belum pernah kau lakukan, karena mereka datang menghantam HATI mu bagaikan palu godam.

JIKA BELIAU MASIH ADA, JANGN LUPA MEMBERIKAN KASIH SAYANGMU LEBIH DARI YANG PERNAH KAU BERIKAN SELAMA INI DAN JIKA BELIAU SUDAH TIADA, INGATLAH KASIH SAYANG DAN CINTANYA YANG TULUS TANPA SYARAT KEPADAMU.

2 komentar:

  1. maap Viera baru bisa baca artikelmu, soalnya kmaren2 q bnyak beban pikiran dan nanti takutnya pnilaianku jadi subjektif...

    aku bukannya menilai tapi q hanya memberikan feedback aja..
    kamu sebenernya bisa launching ni di hari Ibu kemarin ... :D

    kalo menurutku tulisanmu yg satu ini bukan sekedar memaparkan sebuah latar cerita saja, namun menggambarkan kondisi dimana seorang anak yang kurang respect. q sangat mengapresiasi tulisan ni karena dari apa yang kamu tulis bisa memberikan nilai moral positif bagi yang membacanya, mungkin da pembaca yang meneteskan air mata karena baca ini, termasuk q...

    bahasa yang kamu tulis lugas, melambangkan nilai moral yang akan disampaikan. pilihan tata bahasa (diksi) yang sudah bagus, sesuai dengan tema yang kamu pilih. untuk latar atau setting merupakan aspek yang tidak ditonjolkan, namun pada tulisanmu penempatan atau pemilihannya udah tepat ditambahkan kisah nyata yang memberikan gambaran faktanya....

    bagus banget kontennya...
    sekali lagi aku ucapin makasih atas artikelnya...

    BalasHapus